5 Cara Mengetahui Apakah Anda Menua dengan Elegan, Menurut Para Ahli

Tanda-tanda Anda Menua dengan Baik, Menurut Dokter

Apakah Anda menantikannya atau justru khawatir, selama masih hidup, penuaan tidak bisa dihindari. Menua adalah bagian alami dan indah dari kehidupan. Banyak orang ingin memastikan mereka hidup dengan cara yang memperpanjang vitalitas dan umur panjang, baik fisik maupun mental. Namun, menurut Dr. Michelle Sands, ahli hormon menopause dan pendiri Glow Natural Wellness, penting diingat, "Menua dengan baik bukan berarti sempurna. Kebiasaan kecil yang konsisten—seperti gerakan harian, nutrisi sehat, dan manajemen stres—membantu tubuh dan pikiran tetap tangguh secara alami seiring waktu."

Berikut tanda-tanda bahwa Anda menua dengan baik, menurut para ahli.

1. Anda Memiliki Keseimbangan dan Kekuatan yang Baik

Bisakah Anda berdiri dengan satu kaki selama 10 detik? Menurut studi 2022 terhadap 1.702 partisipan berusia 51–75, mereka yang tidak bisa memiliki risiko kematian 84% lebih tinggi dalam 7 tahun ke depan. Dr. Mohammed Elamir dari Aviv Clinics menjelaskan, "Keseimbangan buruk tidak hanya meningkatkan risiko jatuh, tapi juga menunjukkan kekuatan otot. Otot yang kuat membuat tubuh lebih sehat dan awet muda."

Meski tes kepadatan tulang (DXA) bagus untuk memantau penuaan, tidak semua orang bisa mengaksesnya. Elamir menyarankan tes kekuatan genggaman tangan sebagai alternatif. "Kekuatan genggaman berkorelasi dengan kekuatan tubuh secara keseluruhan, dan genggaman lemah justru prediktor kematian dini yang lebih baik daripada tekanan darah," katanya.

Dr. Sands merekomendasikan Tai Chi atau yoga untuk keseimbangan dan otot stabilisasi. Studi 2021 menyebut Tai Chi sedikit lebih efektif dari yoga untuk keseimbangan. Keduanya juga terbukti mengurangi risiko jatuh di panti jompo.

Latihan mengangkat beban, seperti membawa barang atau angkat besi, bisa memperbaiki kekuatan genggaman dan memperlambat penuaan.

MEMBACA  Saburai Grand Jam 2025: Festival Kolaborasi Musik Pecahkan Rekor MURI dengan Gemilang

2. Waktu Reaksi Anda Cepat

Waktu reaksi adalah lamanya respons terhadap rangsangan visual atau suara, dan "menunjukkan kesehatan otak, fungsi kognitif, dan integritas saraf," kata Dr. Sands. Waktu reaksi melambat seiring usia, terutama dibandingkan kaum muda.

Studi 2022 menemukan bahwa reaksi lambat pada lansia bukan karena keraguan, melainkan perubahan struktur dan fungsi otak. Reaksi lambat meningkatkan risiko jatuh dan kematian dini 25% (studi 2014).

Anda bisa tes waktu reaksi dengan aplikasi online atau permainan tangkap penggaris. Dokter juga bisa mengecek fungsi kognitif dengan Montreal Cognitive Assessment (MoCA). "Skor di bawah 25/30 mengindikasikan penurunan kognitif atau demensia," ujar Dr. Elamir.

Aktivitas fisik seperti olahraga, dansa, atau main tenis bisa mempertajam otak dan reaksi.

3. Kulit Anda Kembali Cepat Setelah Dicubit

Elastisitas kulit adalah kemampuannya kembali ke posisi semula setelah diregangkan. Cubit kulit punggung tangan selama 5 detik, lalu lepaskan. Jika kembali dalam 1–2 detik, itu normal. Tapi jika lebih dari 3 detik, Dr. Sands mengatakan itu tanda penuaan lebih cepat.

"Waktu pemulihan lambat bisa berarti dehidrasi atau hilangnya kolagen, terkait stres oksidatif dan penuaan," jelasnya. Menurut Skin Cancer Foundation, 90% penuaan dini disebabkan kerusakan sinar matahari.

Kehilangan elastisitas menyebabkan keriput, penyembuhan luka lambat, dan bekas luka lebih jelas. Suplemen kolagen bisa membantu (studi 2019), begitu pula latihan ketahanan.

Cegah kerusakan lebih lanjut dengan membatasi paparan matahari, tidak merokok, dan mengonsumsi makanan kaya antioksidan.

4. Gusi Anda Kuat, Merah Muda, dan Tidak Bengkak

Gusi yang sehat—kuat, merah muda, dan tidak bengkak—menandakan penuaan yang baik. Jika berdarah atau bengkak, bisa jadi gejala penyakit gusi. "Mengabaikannya bisa menyebabkan diabetes, masalah jantung, bahkan hilang ingatan," kata Dr. Iven Gonzalez dari Sun City Dental.

MEMBACA  Klasik Arcade dengan Harga Terendah di Tahun Baru Akan Membawa Anda Berkeliling

Gingivitis (infeksi gusi) bisa berkembang menjadi periodontitis. Penderitanya berisiko 2–3 kali lebih tinggi mengalami serangan jantung atau stroke, serta artritis reumatoid dan kanker pankreas.

Kesehatan mental yang buruk juga berkaitan dengan penyakit gusi (studi 2022). "Menjaga kesehatan mulut memastikan Anda bisa mengunyah, bicara, dan tersenyum dengan percaya diri," kata Gonzalez.

Sikat gigi dan flossing harian bisa mencegah gingivitis. Kunjungi dokter gigi secara