Lebih dari 150 juta warga Amerika dari Texas hingga Maine berada di bawah peringatan panas ekstrem saat suhu berbahaya melanda negara tersebut. Para meteorolog memperingatkan bahwa "kubah panas" ini bisa meluas dan memengaruhi tambahan 20 juta orang menjelang pertengahan minggu.
Di lebih dari tiga puluh negara bagian dari dataran tengah hingga New England, suhu siang hari diperkirakan mencapai atau melebihi 100 derajat Fahrenheit (38°C) setidaknya hingga Selasa, lapor AccuWeather. Dalam peringatan yang dikeluarkan 23 Juni, Layanan Cuaca Nasional (NWS) menyatakan suhu "sangat berbahaya" akan meluas dari Midwest ke Mid-Atlantic dan memecahkan "banyak" rekor, dengan peringatan khusus untuk kota-kota padat seperti Columbus, Ohio; Philadelphia, Pennsylvania; dan Washington D.C.
"Penyakit terkait panas meningkat signifikan selama cuaca ekstrem. Kenakan pakaian ringan dan longgar. Segera bertindak jika melihat gejala kelelahan atau sengatan panas," saran NWS.
Beberapa kota AS mencatat rekor suhu tertinggi sepanjang akhir pekan, menurut The Weather Channel. Salah satunya Mitchell, South Dakota, yang memecahkan rekor suhu hariannya menjadi 104°F (40°C) pada Sabtu, melampaui rekor sebelumnya 101°F (38°C). Rekor serupa juga tercatat di Minnesota dan Wyoming, sementara Marquette, Michigan, mencapai 93°F (34°C) pada Minggu.
"Agak lebih awal dari biasanya untuk panas seperti ini," kata Adam Douty, meteorolog senior AccuWeather. Suhu setinggi ini biasanya terjadi Juli atau Agustus, tapi bukan pertama kalinya AS mengalami cuaca 90–100°F di Juni. "Kita memecahkan rekor di beberapa tempat, tapi tidak terlalu signifikan."
Kubah panas terbentuk saat tekanan tinggi terperangkap di suatu wilayah, memicu suhu ekstrem selama berhari-hari hingga mingguan, menurut NOAA. Fenomena ini terkait aliran jet (jet stream)—angin kencang di atmosfer yang bergerak meliuk seperti gelombang. Ketika aliran jet bergerak ke utara, kecepatannya melambat dan kelembapan turun, memungkinkan matahari memanaskan permukaan tanah lebih intens.
"Aliran jet menjauh ke Kanada, dan di bawahnya terdapat udara panas di semua lapisan atmosfer," jelas Douty. Dia memperkirakan kubah panas akan bertahan di sepertiga timur AS hingga Rabu, lalu suhu mulai turun Kamis. "Setidaknya ada perbaikan di paruh kedua minggu."
Meski relatif singkat, kubah panas ini tetap berisiko bagi kesehatan. Paparan panas ekstrem bisa memicu stroke panas atau rhabdomyolysis (kerusakan otot masif), serta memperburuk kondisi kronis seperti penyakit kardiovaskular, gangguan pernapasan, dan diabetes.
Suhu malam yang tinggi khususnya berbahaya, ungkap Douty. Di New York, misalnya, suhu semalam hanya turun hingga 80°F (27°C), dan sudah hampir 90°F (32°C) pukul 9 pagi. "Tubuh tak punya kesempatan pulih jika suhu malam tetap panas," katanya.
Mulai Rabu, badai diperkirakan melanda wilayah dari New Mexico hingga Midwest—termasuk Nebraska, South Dakota, dan Wisconsin—akibat perbedaan suhu antara timur yang panas dan barat yang lebih dingin. Badai ini mungkin menurunkan suhu, tapi berpotensi membawa angin kencang, hujan es, bahkan tornado. "Kami juga memantau ancaman banjir di Iowa dan Wisconsin akibat hujan lebat," tambah Douty.
AccuWeather melaporkan badai juga akan mencapai tepi timur laut kubah panas, mendinginkan kawasan Great Lakes hingga Mid-Atlantic, meski suhu mungkin tetap di kisaran 90°F.
Gelombang panas awal musim ini belum tentu pertanda musim panas yang lebih panas dari rata-rata, tapi model iklim NWS memprediksi suhu di atas normal untuk sebagian besar AS pada Juli–September 2025. Seiring kenaikan suhu global, frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem juga akan meningkat.