Istilah Seperti "Clanker" dan "Sloppers" Muncul dalam Leksikon Teknologi
Istilah seperti "media sosial," "podcast," dan "internet" muncul bertahun-tahun lalu sebagai cara untuk membicarakan kemajuan terbaru di dunia teknologi. Dan dalam sebulan terakhir, kita melihat beberapa istilah baru bermunculan, dari "clanker" hingga "slopper," meskipun sejauh ini terkesan lebih sebagai candaan.
Apa itu clanker? Ini adalah kata penghinaan untuk robot, istilah yang pertama kali diciptakan tahun 1920 dalam sebuah sandiwara Ceko tentang manusia mekanik yang berbahaya. Mengingat robot humanoid masih sangat jarang dalam keseharian, istilah "clanker" muncul sebagai bahan guyonan tentang masa depan di mana robot menghadapi diskriminasi dalam pekerjaan dan hubungan. Itulah yang sering dilakukan pengguna TikTok sejak kata ini mulai menyebar luas di internet awal Juli lalu.
Seperti yang dilaporkan io9, "clanker" sebagai hinaan sebenarnya berasal dari alam semesta Star Wars, dimulai dari game Republic Commando (2005) dan makin populer lewat serial animasi Clone Wars (2008). Namun, istilah ini belakangan viral sebagai cara mengolok-olok ketidaknyamanan kita dengan teknologi baru di tahun 2025.
Beberapa video yang beredar di media sosial sekadar menyasar robot yang sudah ada di kehidupan sehari-hari, seperti bot pembersih di supermarket. Tapi video lainnya membayangkan masa depan—menempatkan penonton di era 20 atau 50 tahun mendatang, saat robot mungkin jauh lebih umum. Candaan ini sering memakai stereotip integrasi rasial abad ke-20, meniru respons rasis orang kulit putih terhadap kemajuan hak sipil di AS, lalu mengalihkannya ke versi masa depan di mana manusia tidak nyaman dengan keberadaan robot.
Tentu, kita tidak tahu seberapa umum robot humanoid akan ada dalam 5, 10, atau 20 tahun. Elon Musk menjanjikan "miliaran" robot akan terjual di seluruh dunia dalam masa hidup kita. Meski Musk kerap terlalu—katakanlah—optimis dengan jadwal teknologinya, wajar saja jika kita akan melihat lebih banyak robot humanoid berkeliaran dalam waktu dekat. Musk sendiri baru memamerkan robot teleoperasi yang lebih mirip trik sulap ketimbang visi masa depan.
Tapi perubahan teknologi bisa menakutkan. Dan menarik melihat bagaimana kreator konten menyalurkan ketakutan itu dengan membayangkan masa depan di mana robot tertindas—sesuatu yang sangat umum dalam fiksi ilmiah, bahkan sebelum kata "clanker" ada. Apa pun pendapatmu tentang istilah ini (dan beberapa orang tidak nyaman karena dianggap rasisme terselubung alih-alih kritik rasisme), kata ini sedang di mana-mana di TikTok sekarang.
"Pergi sana, Manusia Kaleng!"
"Singkirkan mereka dari jalanan!"
"Mau ke mana, si kepala gir?"
"Beli rumah ini, eh anakku bawa pulang sekarung besi tua…"
"Aku bukan robofob. Di rumah punya Alexa kok."
"Jangan sebut clanker kalau belum ikut Clone Wars!"
Wasit robot tahun 2045
"Aku pilih Robama, dia salah satu yang baik."
"Dasar droid nyolong pekerjaanku…"
"Waktu anak perempuanmu pacaran sama clanker"
"Aku tahu kau clanker sialan"
"Nanti Billy kecilmu bisa ngomong Python"
"Aku tersinggung, padahal bukan robot."
"Jangan ucapkan kata-C itu."
"Nemu satu di lampu merah"
Setiap era baru memperluas kosakata teknologi. Begitulah waktu berjalan. Dan belum jelas apakah "clanker" akan bertahan melebihi musim panas 2025.
Istilah lain, sloppers, juga mengalami lonjakan serupa—sebutan untuk orang yang memakai AI generatif untuk segala hal. Memang sulit memprediksi kata baru mana yang akan menetap. Lagipula, internet hampir saja disebut catenet. Bahasa memang lucu cara kerjanya.