Wilayah Tepi Barat menggelar mogok umum untuk menentang kekerasan Israel

Masyarakat di Tepi Barat melakukan mogok umum pada hari Minggu sebagai bentuk protes terhadap pembunuhan warga Palestina oleh Israel di kamp pengungsi di Tulkarm dan di Jalur Gaza. Gerakan Fatah, di antara kelompok lainnya, telah memanggil untuk mogok tersebut. Menurut saksi mata, hampir tidak ada lalu lintas di jalan-jalan Ramallah pada hari Minggu pagi dan toko-toko tutup. Di kota Tepi Barat utara Hebron, dua warga Palestina ditembak mati oleh tentara Israel pada hari Minggu pagi. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa mereka diberitahu tentang kematian kedua pria tersebut oleh pihak berwenang Israel. Menurut tentara, mereka sebelumnya menyerang tentara Israel di sebuah checkpoint. Situasi di Tepi Barat telah memburuk secara signifikan sejak perang antara Israel dan organisasi Palestina militan Hamas di Jalur Gaza dimulai pada 7 Oktober. Menurut Kementerian Kesehatan, lebih dari 450 warga Palestina tewas di Tepi Barat sejak saat itu, sebagian besar meninggal dalam serangan Israel. Di Gaza, lebih dari 33.000 orang tewas dalam enam bulan terakhir dan ribuan lainnya terluka. Pasukan Israel melakukan operasi besar di Tepi Barat hingga Sabtu malam. Menurut tentara, mereka membunuh setidaknya 10 pria bersenjata. Sembilan personel keamanan Israel juga terluka dalam pertempuran di kamp pengungsi Nur Shams di Tulkarm. Kementerian Kesehatan di Tepi Barat melaporkan 14 orang tewas dan beberapa terluka dalam operasi tersebut, termasuk seorang remaja berusia 16 tahun. Israel menguasai Tepi Barat dan Yerusalem Timur dalam Perang Enam Hari 1967. Palestina mengklaim wilayah tersebut untuk negara mereka sendiri dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Jalan-jalan kosong dan toko-toko tutup terlihat selama mogok umum di Hebron, untuk meratapi mereka yang tewas di Tulkarm, di Tepi Barat yang diduduki Israel.

MEMBACA  Toll Kematian Serangan Rusia Meningkat Menjadi 10 saat Zelensky Menyalahkan Keterlambatan Pertahanan Udara