Tahun lalu, sejuta warga Palestina melarikan diri ke Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza, untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel dalam perangnya melawan Hamas. Ketika pasukan Israel kemudian menyerbu Rafah sendiri, mereka meratakan daerah sepanjang perbatasan dengan Mesir, tetapi banyak lingkungan yang sebagian besar terhindar dari yang terburuk dalam perang.
Sekarang situasinya tidak lagi seperti itu. Militer Israel telah menghancurkan bagian-bagian luas di Rafah sejak mengakhiri gencatan senjata pada Maret setelah pembicaraan dengan Hamas gagal. Pada awal Mei, setelah sebagian besar penghancuran sudah selesai, Israel mengumumkan bahwa mereka akan segera meluncurkan eskalasi intensif kampanye mereka di Gaza. Selama dua malam sebelumnya, serangan telah menewaskan puluhan warga Palestina di Gaza, kata pejabat Palestina. Pada hari Selasa, militer Israel menargetkan Muhammad Sinwar, pemimpin Hamas teratas di Gaza, dekat rumah sakit di Khan Younis.
Gambar satelit yang dianalisis oleh The New York Times menunjukkan bahwa militer Israel telah meratakan daerah luas di dan sekitar kota Rafah dan membangun infrastruktur militer baru dalam dua bulan terakhir.
Pemimpin Israel mengatakan menangkap lebih banyak wilayah di dalam Gaza akan memberikan tekanan pada Hamas untuk menyerah dan melepaskan sandera yang tersisa yang dipegang oleh kelompok itu sejak melakukan serangan mematikan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Menteri pertahanan Israel bersumpah bahwa pasukan Israel akan “membersihkan” wilayah tersebut dan “mencegah setiap ancaman,” termasuk di Rafah.
Pejabat keamanan Israel sebelumnya mengatakan bahwa terowongan antara Mesir dan Gaza telah memungkinkan Hamas untuk menimbun persenjataan dan pasokan lainnya.
Menanggapi pertanyaan dari The Times tentang operasi militer Israel di Rafah, militer mengatakan bahwa itu merupakan bagian dari upaya untuk mengamankan kontrol operasional dan melakukan operasi kontra-terorisme.
“Kami akan mereplikasi model yang diimplementasikan di Rafah di daerah lain di Jalur tersebut juga,” kata Effie Defrin, juru bicara militer Israel, dalam konferensi pers pekan lalu.
Membongkar Blok demi Blok. Berikut ini adalah bagaimana operasi tersebut terlihat di lapangan: Empat excavator bisa dilihat dalam sebuah video yang diverifikasi oleh The Times meruntuhkan sejumlah bangunan di lingkungan Shaboura Rafah pada bulan April. Video tersebut, pertama kali dibagikan di saluran Telegram Israel, diambil dari kendaraan lapis baja.
Gambar satelit menunjukkan bahwa ratusan bangunan hancur di lingkungan ini selama bulan April, termasuk di blok tempat video tersebut diambil.
Awal bulan ini, kabinet keamanan Israel menyetujui rencana baru untuk memanggil puluhan ribu tentara tambahan, untuk merebut dan menguasai wilayah di enklaf yang sedang berperang, dan untuk secara paksa memindahkan warga Palestina ke selatan. Tetapi gambar satelit menunjukkan bahwa area di selatan di mana bangunan masih berdiri semakin kecil.
Video lain menunjukkan empat bangunan yang hancur dalam ledakan terkendali. Video tersebut, diunggah di akun Instagram seorang tentara Israel dan dibagikan oleh jurnalis Palestina Younis Tirawi di akun X-nya, diambil di Rafah bagian utara, di mana sebagian besar penghancuran telah terjadi. Gambar satelit menunjukkan bahwa ledakan itu terjadi pada bulan April.
Konstruksi Baru. Pasukan Israel tidak hanya membersihkan tanah. Mereka membangun di atasnya.
Salah satu jalan baru sudah membentang lebih dari tiga mil dari perbatasan Israel melintasi Rafah ke daerah pertanian. Itu dilindungi oleh tanggul, parit, dan beberapa pos militer.
Dan konstruksi lain bergerak dengan cepat, gambar satelit menunjukkan.
Beberapa pos militer baru, seringkali diratakan, diaspal, dan dikelilingi oleh tembok pertahanan, telah dibangun di selatan Gaza dalam sebulan terakhir. Tentara juga telah merebut bangunan untuk digunakan sebagai basis, seperti rumah sakit yang sedang dibangun.
Israel menyebut jalan yang mereka bangun dari perbatasan Israel sebagai “Koridor Morag,” yang disebut oleh Mr. Netanyahu bulan lalu dimaksudkan untuk memutus Rafah dari sisa enklaf. Nama itu merupakan referensi kepada pemukiman Yahudi yang ada di daerah tersebut sampai Israel menarik mundur tentaranya dan warganya dari Gaza dua dekade yang lalu.
Apa arti konstruksi itu untuk jangka panjang belum pasti. Beberapa pejabat Israel telah mendorong agar Israel membangun kembali pemukiman Yahudi di enklaf tersebut, tetapi Mr. Netanyahu telah menolak prospek tersebut untuk saat ini.
Mr. Netanyahu mengatakan pekan lalu, setelah sebagian besar konstruksi dan penghancuran di Rafah sudah berlangsung, bahwa Israel “di ambang masuk paksa ke Gaza.”