Partai Demokrat dan Republik di Kongres gagal mencapai kesepakatan belanja usai bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dipublikasikan pada 30 Sep 2025
Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance telah memperingatkan bahwa AS menuju ke arah shutdown pemerintahan setelah pertemuan antara Gedung Putih dan pimpinan Kongres pada Senin gagal mencapai kemajuan dalam RUU pengeluaran federal.
Presiden AS Donald Trump dan Vance bertemu dengan para pimpinan dari kedua partai untuk berusaha merumuskan kesepakatan.
Rekomendasi Cerita
“Saya rasa kita sedang menuju shutdown karena Partai Demokrat tidak mau melakukan hal yang benar,” ujar Vance kepada wartawan usai pertemuan, didampingi oleh Ketua DPR Mike Johnson dan Pemimpin Mayoritas Senat John Thune.
Demokrat dan Republik memiliki waktu hingga Rabu pukul 12.01 dini hari (04.01 GMT) untuk mencapai kesepakatan, atau kantor-kantor pemerintah akan mulai ditutup. Sebagian pegawai federal juga akan diberhentikan sementara hingga kesepakatan tercapai.
Partai Republik ingin mengesahkan RUU yang memperpanjang pendanaan federal pada tingkat saat ini hingga 21 November.
Partai Demokrat menuntut konsesi untuk memperpanjang subsidi kesehatan dan meminta Republik membalikkan pemotongan terhadap program seperti Medicaid, yang membantu mendanai perawatan kesehatan bagi warga AS berpenghasilan rendah.
Menurut CBS News, mereka telah mengajukan RUU belanja jangka pendek untuk menjaga pemerintahan tetap berjalan guna memberi waktu bagi kedua belah pihak untuk bernegosiasi.
Dihadapkan pada status minoritas di kedua kamar legislatif dan presiden dari Partai Republik yang memerintah melalui perintah eksekutif, belanja merupakan salah satu dari sedikit area di mana Partai Demokrat memiliki pengaruh, dilaporkan oleh CBS News.
Vance menuduh Partai Demokrat menggunakan pengaruh tersebut untuk menyandera pemerintah.
“Anda tidak bisa mengarahkan senjata ke kepala rakyat Amerika dan berkata kecuali Anda tidak melakukan persis seperti yang dilakukan Demokrat Senat dan DPR, kami akan menutup pemerintahan Anda,” katanya.
Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries dan Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer menyatakan mereka berusaha membantu warga Amerika yang terdampak negatif oleh pemotongan yang dilakukan melalui “Big Beautiful Bill” Trump yang luas awal tahun ini.
Jeffries mengatakan kepada wartawan bahwa perubahan perlu dilakukan pada belanja kesehatan sebelum premi asuransi kesehatan naik untuk tahun 2026.
“Kami percaya bahwa sekadar menerima rencana Partai Republik untuk terus menyerang dan menggerogoti sistem kesehatan adalah hal yang tidak dapat diterima,” ujarnya setelah pertemuan pada Senin.
Schumer menyatakan shutdown pemerintahan dapat dihindari jika Trump dan Republik menerima masukan bipartisan.
“Jika [Trump] mau menerima beberapa hal yang kami minta, yang kami kira didukung oleh rakyat Amerika, mengenai kesehatan dan pencabutan, dia bisa menghindari shutdown, tetapi masih terdapat perbedaan besar di antara kita,” jelasnya.
Meskipun gagal mencapai kesepakatan pada Senin, Schumer tetap berbicara positif tentang berbicara langsung dengan Trump setelah penundaan yang lama.
“Kami menjabarkan kepada presiden beberapa konsekuensi yang terjadi di bidang kesehatan, dan dari raut wajahnya serta caranya memandang, saya kira dia mendengarnya untuk pertama kalinya,” kata Schumer.