Von der Leyen Tuduh Rusia Lancarkan Perang Hibrida Terhadap Uni Eropa

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menuduh Rusia mengobarkan perang hibrida terhadap Uni Eropa, menyusul sejumlah pelanggaran baru-baru ini atas ruang udara Eropa oleh Rusia.

“Sudah waktunya kita menyebutnya secara gamblang. Ini adalah perang hibrida,” ujar presiden komisi tersebut dalam pidatonya di Parlemen Eropa, Strasbourg, pada Rabu, selama debat mengenai serbuan-serbuan Rusia.

Untuk mendukung tuduhannya, von der Leyen menyitir contoh-contoh serangan lainnya, termasuk terputusnya kabel bawah laut, serangan siber pada bandara dan pusat logistik, serta kampanye pengaruh berbahaya selama pemilu.

“Insiden-insiden ini dirancang untuk tetap berada di wilayah abu-abu yang dapat disangkal,” katanya. Namun, ia menambahkan, semua itu merupakan bagian dari kampanye eskalsi untuk mengganggu ketenangan warga UE, menguji keteguhan hati UE, memecah belah blok tersebut, dan melemahkan dukungan bagi Ukraina.

Perang hibrida, jelas von der Leyen, merupakan gabungan berbagai metode, dari disinformasi hingga serangan siber atau aksi militer, di mana pelaku bertujuan untuk melemahkan lawan sambil tetap berusaha tidak mencolok sedapat mungkin.

“Misi utama pendirian Uni Eropa adalah untuk menjaga perdamaian, dan hari ini itu berarti memiliki kapasitas untuk mencegah agresi dan provokasi,” ucap von der Leyen. “Eropa harus segera melengkapi dirinya dengan kapasitas strategis untuk merespons.”

Kepala komisi itu menyatakan akan segera mempresentasikan peta jalan mengenai cara meningkatkan kemampuan di sembilan area kunci, termasuk pertahanan udara, artileri, dan perang elektronik, menjelang tahun 2030.

Ia juga menyebut rencana untuk membangun perisai pelindung bagi sayap timur NATO, yang mencakup apa yang disebut sebagai dron tembok.

“Tembok drone adalah respons kami terhadap realitas perang modern,” tutur kepala komisi tersebut.

“Bayangkan saja apa yang terjadi di Polandia. Kami harus menggunakan sistem yang sangat mahal… untuk menjatuhkan drone produksi massal yang relatif murah. Ini sama sekali tidak berkelanjutan,” lanjutnya.

MEMBACA  Harga Minyak Melonjak, Saham AS Anjlok Akibat Krisis Israel-Iran | Berita Minyak dan Gas

Pada bulan September, pasukan Polandia dan NATO untuk pertama kalinya menembak jatuh drone militer Rusia yang memasuki ruang udara NATO.

Von der Leyen mengatakan UE memerlukan sistem yang terjangkau dan praktis yang memungkinkan deteksi cepat dan, jika diperlukan, netralisasi drone. Banyak hal dapat dipelajari dari Ukraina dalam hal ini, tambahnya.