Visa AS Ditangguhkan untuk Pemegang Paspor Afganistan, Permohonan Suaka Dihentikan

Pemberhentian sementara visa dan penghentian aplikasi suaka dilakukan setelah penembakan terhadap dua anggota Garda Nasional di Washington, DC.

Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa mereka “segera” menghentikan sementara penerbitan visa bagi individu yang bepergian dengan paspor Afghanistan demi melindungi “keamanan publik”, seiring dengan intensifikasi pembatasan imigrasi oleh administrasi Presiden Donald Trump pasca sebuah serangan mematikan terhadap dua anggota Garda Nasional.

Pengumuman pada hari Jumat itu bersamaan dengan pernyataan otoritas imigrasi Amerika Serikat bahwa mereka juga menghentikan keputusan atas seluruh aplikasi suaka untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan.

Rekomendasi Cerita

list of 3 items
end of list

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengkonfirmasi dalam sebuah unggahan di X pada hari Jumat bahwa Departemen Luar Negeri telah “menghentikan sementara penerbitan visa untuk SEMUA individu yang bepergian dengan paspor Afghanistan”.

Langkah ini diambil setelah otoritas menetapkan warga negara Afghanistan, Rahmanaullah Lakanwal, sebagai tersangka utama dalam penembakan pada hari Rabu di Washington, DC, yang menewaskan satu anggota Garda Nasional dan membuat seorang lainnya dalam kondisi kritis.

“Amerika Serikat tidak memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada melindungi bangsa dan rakyat kami,” ujar Rubio.

Departemen Luar Negeri Presiden Trump telah menghentikan sementara penerbitan visa untuk SEMUA individu yang bepergian dengan paspor Afghanistan.

Amerika Serikat tidak memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada melindungi bangsa dan rakyat kami. https://t.co/HuR1Lj7F9t

— Sekretaris Marco Rubio (@SecRubio) 28 November 2025

Lakanwal diduga menyergap anggota Garda Nasional West Virginia, Sarah Beckstrom dan Andrew Wolfe, dalam serangan tak beralasan saat mereka sedang berpatroli di dekat Gedung Putih.

Pada Kamis malam, administrasi Trump mengkonfirmasi bahwa Beckstrom yang berusia 20 tahun telah meninggal akibat lukanya, sementara Wolfe yang berusia 24 tahun tetap dalam kondisi kritis.

MEMBACA  Prabowo Indonesia mendesak untuk mengakhiri segala bentuk korupsi

CIA mengkonfirmasi pekan ini bahwa Lakanwal pernah bekerja untuk agen mata-mata tersebut di Afghanistan sebelum beremigrasi ke AS tak lama setelah penarikan pasukan Barat dari negara itu pada tahun 2021.

Kantor Jaksa Agung AS untuk Distrik Columbia, Jeanine Pirro, mengumumkan pada hari Jumat bahwa tuduhan terhadap Lakanwal telah ditingkatkan menjadi pembunuhan tingkat satu, bersama dengan dua dakaan penganiayaan dengan niat membunuh saat bersenjata.

Dalam pengumuman terpisah pada hari Jumat, direktur Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS (USCIS), Joseph Edlow, menyatakan bahwa lembaga tersebut juga telah menghentikan sementara seluruh keputusan suaka demi “keamanan rakyat Amerika”.

“USCIS telah menghentikan seluruh keputusan suaka hingga kami dapat memastikan bahwa setiap orang asing telah diperikta dan disaring hingga tingkat yang maksimal mungkin,” kata Edlow dalam sebuah unggahan di X.

Sehari sebelumnya, Edlow mengatakan bahwa ia telah memerintahkan “pemeriksaan ulang secara penuh dan ketat terhadap setiap kartu hijau untuk setiap orang asing dari setiap negara yang menjadi perhatian” atas arahan Trump.

Langkah-langkah ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian pembatasan yang semakin meningkat yang dikenakan pada imigrasi ke AS atas desakan Trump.

Trump, yang menyebut penembakan mematikan di Washington, DC, sebagai “serangan teroris”, telah beberapa kali dalam hari-hari belakangan ini menyerang kebijakan imigrasi administrasi mantan Presiden Joe Biden, termasuk pemberian visa kepada warga negara Afghanistan yang pernah bekerja dengan pasukan AS di Afghanistan.

Lakanwal datang ke AS di bawah program era Biden yang dikenal sebagai “Operasi Selamatkan Sekutu”, menyusul penarikan diri AS pada tahun 2021.

Dalam sebuah unggahan di platform Truth Social-nya pada hari Kamis, Trump memerintahkan otoritas untuk memeriksa ulang semua aplikasi kartu hijau dari 19 “negara yang menjadi perhatian”, sebelum mengatakan bahwa ia berencana menangguhkan imigrasi dari “semua negara Dunia Ketiga”.

MEMBACA  Perang Israel-Hamas: Pembaruan Langsung - The New York Times

Dia tidak mendefinisikan istilah “Dunia Ketiga”, namun frasa tersebut sering digunakan sebagai sebutan singkat untuk negara-negara berkembang di Global Selatan.

Trump juga mengatakan bahwa ia akan “mengusir siapa pun yang bukan aset bersih bagi Amerika Serikat, atau tidak mampu mencintai Negara kami”.

“[Saya akan] denaturalisasi migran