Setelah wilayah Timur Jauh Rusia yang jarang penduduknya diguncang salah satu gempa terkuat yang tercatat akhir Juli, video lama dibagikan dalam unggahan dengan klaim palsu bahwa itu memperlihatkan dampak gempa tersebut. Padahal, klip itu direkam pada Maret saat Myanmar dilanda gempa berkekuatan 7,7 skala Richter.
“Malam ini (30 Juli), gempa kuat berkekuatan 8,7 melanda lepas pantai Semenanjung Kamchatka Rusia, dikategorikan sebagai ‘gempa sangat dangkal’,” tertulis dalam keterangan bahasa Tionghoa tradisional pada klip Threads yang dibagikan 30 Juli 2025.
Klip itu tampaknya menampilkan rekaman CCTV dalam sebuah toko saat gempa terjadi, membuat rak-rak berjatuhan.
Sebuah video TikTok serupa, juga dibagikan 30 Juli, memperlihatkan staf berusaha berlindung di bawah meja saat gempa terjadi.
“Kabar sedih dari Rusia. Gempa 8,7 disusul tsunami terjadi pagi ini,” tulis keterangan dalam bahasa Indonesia.
Screenshot unggahan Threads dan TikTok palsu yang diambil 31 Juli 2025, dengan tanda X merah tambahan dari AFP.
Konten itu muncul beberapa jam setelah gempa 8,8 skala Richter mengguncang lepas pantai timur jauh Semenanjung Kamchatka Rusia, memicu evakuasi dan peringatan tsunami di sepanjang pesisir Pasifik (tautan arsip).
Namun, kekhawatiran bencana mereda setelah negara demi negara mencabut atau menurunkan peringatan dan mengizinkan warga pesisir kembali.
Klip yang beredar juga dibagikan dalam unggahan serupa di Douyin, Facebook, Instagram, dan X.
Tapi klip itu sebetulnya menunjukkan dampak gempa lain.
Gempa Myanmar
Analisis mendalam terhadap klip pertama yang dibagikan secara keliru memperlihatkan kode waktu di pojok kanan atas bertuliskan “2025-03-28”, saat gempa 7,7 skala Richter melanda barat laut kota Sagaing di Myanmar tengah (tautan arsip).
Lebih dari 3.700 orang tewas dalam gempa tersebut, yang menghancurkan banyak rumah dan bisnis (tautan arsip).
Screenshot klip yang salah dibagikan, dengan kode waktu diperbesar oleh AFP.
Pencarian gambar balik di Google menggunakan keyframe dari klip yang salah dibagikan mengarah ke versi lebih panjang yang diunggah di TikTok pada 30 Maret oleh akun “Top One Mobile” (tautan arsip).
“Tidak mudah lari dalam tiga detik,” tulis keterangan dalam bahasa Burma.
Perbandingan screenshot klip yang salah dibagikan (kiri) dan video TikTok Maret (kanan).
Akun itu juga mengunggah video serupa dari sudut berbeda (tautan arsip).
Pencarian kata kunci lanjutan mengarah ke rekaman sama di kanal YouTube “2025 Sagaing Earthquake Archive”, yang menyebutnya sebagai toko di Tada-U, Myanmar (tautan arsip).
Gambar Google Maps toko Top One cocok dengan video lain dari akun TikTok tersebut (arsip sini dan sini).
Analisis klip kedua yang salah dibagikan menunjukkan stiker dinding bertuliskan “Lady Bug”.
Gabungan pencarian kata kunci dan gambar mengarah ke video TikTok 7 Mei dari akun supplier salon dan kosmetik Lady Bug (tautan arsip).
Keterangan dalam bahasa Burma mencantumkan hashtag gempa 28 Maret dan menyatakan staf dalam video aman.
Tanggal “2025-03-28” juga terlihat di pojok kanan atas video.
Perbandingan klip yang salah dibagikan (kiri) dan video Mei (kanan).
Toko itu juga mengunggah video di halaman Facebook mereka pada 11 Mei, bersama pengumuman bahwa cabang di Jalan 62, Mandalay, harus dirubuhkan karena kerusakan gempa (tautan arsip).
“Kami mencari lokasi baru dan akan segera kembali,” tambahnya.