Video Menyesatkan Dibagikan sebagai Sikap Pemimpin Kenya Terhadap Protes Hari Jadi

Peristiwa Penting dalam Sejarah Protes di Kenya

Pada 25 Juni 2025, Kenya memperingati satu tahun aksi protes anti-pemerintah yang memuncak dengan demonstrator menerobos gedung parlemen. Menjelang peringatan tersebut, beredar video di media sosial yang diklaim menampilkan para pemimpin Kenya terkemuka—termasuk Wakil Presiden Kithure Kindiki, mantan wakil presiden Rigathi Gachagua, dan pemimpin oposisi Raila Odinga—berbicara menentang rencana protes peringatan. Namun, klaim ini menyesatkan; dua klip adalah rekaman lama, dan satu berisi teks palsu.

"Rabu pagi Gen Z datang dan temui kami, kalian akan lihat api," terbaca dalam teks pada sebuah unggahan TikTok yang dibagikan 24 Juni 2025, sebagian dalam bahasa Swahili.

Unggahan itu dibagikan lebih dari 900 kali. Klip tersebut memperlihatkan Kindiki memberi peringatan:
"Saya dengar ada orang yang banyak bicara soal apa yang akan mereka lakukan Rabu nanti. Datanglah pagi dan temui kami."

Dia menambahkan:
"Karena negara ini bukan milikmu saja, tapi milik semua orang. Mereka yang tidak protes, ini juga negara mereka. Bahkan kamu, ini juga negaramu. Apakah negara ini hanya milikmu?"

Cuplikan dari unggahan menyesatkan, diambil 24 Juni 2025

Sementara itu, di unggahan TikTok lain tertanggal 20 Juni 2025, tertulis:
"Pesan jelas dari Gachagua: tidak ada protes (sic)."

Dalam klip tersebut, Gachagua mengatakan:
"…Saya memohon agar kalian membatalkan protes, supaya para kriminal tidak mengambil alih dan melakukan tindakan kejahatan. Presiden sudah mengalah, jadi kalian sudah didengar, dan akan terus didengar."

Dia melanjutkan:
"Tapi setiap kali kalian menggelar protes, orang-orang jahat memanfaatkannya untuk merampok, mencuri, dan menciptakan kekacauan. Sebagai anak-anak bangsa, kalian berutang damai untuk negara ini. Tolong pertimbangkan bahwa suara kalian sudah didengar. Jangan beri kesempatan pada kriminal untuk memanfaatkan niat baik kalian, menyusup, mengambil alih, dan membawa kekacauan ke negara kita yang indah ini."

Cuplikan dari unggahan menyesatkan, diambil 24 Juni 2025

Di unggahan TikTok ketiga, tertanggal 24 Juni 2025, tertulis:
"’Tidak ada protes besok!’ Raila Odinga tentang Protes 25 Juni."

Dalam klipnya, Odinga berkata:
"Pemuda dan warga Kenya lainnya mengatakan akan menggelar protes besok."

Dia kemudian membacakan Pasal 37 Konstitusi yang menjamin hak setiap warga Kenya untuk berkumpul, berdemonstrasi, dan menyampaikan petisi kepada otoritas publik secara damai. Dia juga menekankan pentingnya pemberitahuan sebelumnya kepada pihak berwenang serta rincian titik awal, rute, lokasi akhir, dan waktu protes.

Catatan Sejarah Protes

Pada 25 Juni 2025, tepat satu tahun sejak protes anti-pajak berujung pada pendudukan parlemen. Setidaknya 60 orang tewas oleh aparat keamanan saat itu.

Menurut laporan Missing Voices, protes tahun lalu meningkatkan kasus penghilangan paksa oleh polisi sebesar 450% pada 2024.

Minggu-minggu terakhir, kemarahan publik kembali memanas setelah tuduhan penculikan dan penangkapan sewenang-wenang polisi, terutama menyusul kematian blogger Albert Ojwang dalam tahanan polisi awal bulan ini.

Presiden William Ruto memperingatkan warga untuk menghindari kekerasan dan menghormati polisi. Namun, klip yang mengaitkan pidato para pemimpin dengan protes peringatan terbukti menyesatkan.

Analisis Video

AFP Fact Check melakukan pencarian gambar terbalik dan menemukan bahwa klip Kindiki dan Gachagua adalah rekaman lama.

Klip Kindiki awalnya dipublikasikan pada 10 Juli 2023, saat dia menjabat sebagai menteri dalam negeri. Sementara klip Gachagua berasal dari pidato 3 Juli 2024 saat dia meminta pemuda membatalkan protes terkait RUU Keuangan 2024.

Adapun klip Odinga diambil dari pidatonya di Mombasa sehari sebelum peringatan protes. Dia tidak menentang protes, melainkan membela hak warga untuk berdemonstrasi secara damai.

Dia juga mengkritik gereja karena dianggap berpihak dan menuduh pemimpin agama munafik atas kutukan mereka terhadap kekerasan polisi.

MEMBACA  Evakuasi Besar-besaran di Punjab yang Terendam Capai 300.000 Jiwa dalam 48 Jam