Perang Tigray di Ethiopia secara resmi berakhir pada 2022, tetapi ketegangan masih terus memengaruhi wilayah tersebut. Sebuah video yang baru-baru ini diunggah di Facebook diklaim menampilkan mantan presiden wilayah Tigray, Debretsion Gebremichael, mengumumkan aliansi baru antara pasukan regional Tigray dan Amhara untuk memulai perlawanan baru terhadap pemerintah federal Ethiopia. Namun, klaim ini salah: video tersebut berasal dari konferensi pers Debretsion lebih dari tiga tahun lalu, di puncak perang Tigray. Selain itu, dia tidak membuat pengumuman seperti itu, baik dalam klip Facebook palsu maupun video aslinya.
Teks yang menyertai postingan tersebut, ditulis dalam bahasa Amharik, berbunyi: “Pesan dari Tigray kepada rakyat Amhara: Seruan untuk bersatu dan berdiri bersama melawan rezim tirani. Dr. Debretsion mendesak adanya aliansi, menekankan bahwa ‘tidak mungkin membuat rakyat Utara menyerah’ (sic).”
“Utara” dalam konteks ini merujuk pada wilayah Amhara dan Tigray di Ethiopia.
Screenshot dari postingan palsu, diambil pada 7 Agustus 2025
Teks postingan itu juga mengklaim Debretsion berkata: “Mulai hari ini, kami telah menyelesaikan persiapan untuk melancarkan operasi bersama dengan saudara-saudara kami dari Eritrea dan Tigray melawan rezim penindas, dalam upaya terkoordinasi untuk membentuk pemerintahan rakyat.”
“Rezim penindas” dalam kasus ini merujuk pada pemerintahan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed.
Postingan ini diunggah di Facebook pada 31 Juli 2025 dan telah dibagikan lebih dari 120 kali.
Postingan tersebut juga menyertakan video di mana Debretsion berbicara tentang pasukan bersenjata Tigray.
“Pasukan Tigray muncul sebagai respons terhadap rezim tirani,” katanya, menambahkan: “Mereka dibentuk bukan karena narasi palsu atau untuk keuntungan finansial, tetapi untuk melawan penindasan tragis dan penekanan sistemik yang dialami rakyat Tigray.”
Kesepakatan damai yang rapuh
Ethiopia saat ini menghadapi konflik yang berkepanjangan di dua wilayah terpadatnya: Oromia dan Amhara (arsip di sini).
Wilayah Tigray mengalami perang saudara brutal antara 2020 dan 2022, di mana pasukan federal Ethiopia — didukung militer Eritrea dan milisi lokal — berperang melawan Front Pembebasan Rakyat Tigray (arsip di sini).
Konflik ini mengakibatkan kematian sekitar 600.000 orang, dengan semua pihak dituduh melakukan kekejaman.
Meskipun perjanjian damai ditandatangani di Pretoria, Afrika Selatan, pada November 2022, implementasinya masih belum tuntas. Debretsion, mantan pemimpin pemerintah regional Tigray, dipecat pada April 2025 akibat ketidaksepakatan antar faksi Tigray yang bersaing, yang mengancam kesepakatan damai (arsip di sini).
Hubungan antara Ethiopia dan Eritrea, yang telah lama bermusuhan, juga memburuk meskipun pernah bersekutu selama konflik Tigray. Permusuhan muncul kembali pada Oktober 2023 setelah Abiy kembali mendorong akses ke Laut Merah. Kedua pemerintah sejak itu saling menuduh mempersiapkan perang (arsip di sini).
Namun, video tersebut tidak menunjukkan Debretsion mengumumkan aliansi baru untuk berperang melawan pemerintah Ethiopia.
Video lama
AFP Fact Check menggunakan alat verifikasi video InVID-WeVerify untuk melakukan pencarian gambar terbalik pada bingkai kunci dari video Debretsion berbicara.
Hasilnya mengungkap bahwa versi lebih panjang dari video ini awalnya dirilis lebih dari tiga tahun lalu, pada Oktober 2021 (arsip di sini).
Video aslinya, diunggah di saluran YouTube resmi penyiar milik negara Tigrai TV, berdurasi lebih dari sembilan menit dan berjudul dalam bahasa Amharik: “Konferensi Pers Dr. Debretsion Gebremichael tentang Situasi Terkini.”
Dalam video aslinya, Debretsion memulai dengan menyatakan: “Dalam konferensi pers ini, saya ingin klarifikasi bahwa perang di wilayah Afar dan Amhara akan segera berakhir.”
Dia kemudian menjelaskan bagaimana pasukan Tigray terlibat dalam pertempuran sengit dengan pasukan federal di berbagai lokasi di kedua wilayah tersebut. Dalam pidatonya, dia menyebut pemerintahan Abiy sebagai “rezim fasis”.
Pada saat itu — awal Oktober 2021 — pasukan Tigray telah masuk ke wilayah tetangga Amhara dan Afar dan sempat menguasai kota-kota kunci (arsip di sini).
Klip Facebook palsu ini diambil dari video asli, tepatnya pada menit 1’43” hingga 3’03”.
Screenshot dari video asli (kiri) dan klip palsu, diambil pada 8 Agustus 2025
Tidak ada satu pun momen — baik dalam video asli maupun klip palsu yang beredar di Facebook — di mana Debretsion menyerukan pasukan Amhara dan Tigray untuk bersekutu melawan rezim federal, maupun mengumumkan perang baru yang melibatkan pasukan Eritrea.