UNIFIL mengklaim bahwa sebuah tank Israel menembakkan peluru ke arah pasukan penjaga perdamaian PBB di perbatasan Israel-Lebanon pada hari Minggu.
United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) menuduh Israel melanggar resolusi Dewan Keamanan 1701 dan kedaulatan Lebanon dalam serangkaian postingan X/Twitter pada hari Minggu.
Postingan pertama dalam rangkaian tersebut menyatakan bahwa sebuah “drone Israel mendekati patroli UNIFIL yang beroperasi di dekat Kfar Fila dan menjatuhkan sebuah granat.”
“Beberapa saat kemudian, sebuah tank Israel menembak ke arah pasukan perdamaian. Untungnya, tidak ada korban luka-luka atau kerusakan yang dialami oleh pasukan dan aset UNIFIL,” lanjut pernyataan itu.
UNIFIL juga mengklaim bahwa tindakan-tindakan ini “menunjukkan sikap tidak acuh terhadap keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian yang melaksanakan tugas yang diamanatkan Dewan Keamanan di Lebanon selatan,” yang menurutnya merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan 1701 dan kedaulatan Lebanon.
UNIFIL, yang telah beroperasi di perbatasan selatan Lebanon sejak 1978, direncanakan akan memulai penarikan diri selama setahun pada akhir 2026.
Para penjaga perdamaian Polandia berkumpul selama kunjungan Reuters ke Camp Shamrock tempat penjaga perdamaian Irlandia dan Polandia dari United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) ditempatkan, dekat desa Maroun al-Ras di perbatasan Lebanon-Israel, Lebanon selatan, 29 November 2023. (kredit: AZIZ TAHER/REUTERS)
AS juga mengumumkan akan menghentikan dukungan kepada organisasi tersebut pada waktu yang sama, dengan alasan lingkungan keamanan yang “sangat berbeda” dibandingkan hanya setahun yang lalu dan menempatkan lebih banyak tanggung jawab pada pemerintah Lebanon untuk masalah keamanan.
Insiden kedua?
Organisasi PBB itu juga menyitir insiden-insiden sebelumnya di mana drone Israel terbang di atas patroli UNIFIL dengan “cara yang agresif,” menyatakan bahwa “pasukan perdamaian menerapkan langkah-langkah kontra defensif yang diperlukan untuk menetralisir drone tersebut.”
Pada awal September, IDF secara keliru mengirimkan drone untuk menjatuhkan granat di dekat pos-pos UNIFIL setelah menyangka mereka adalah pasukan Hezbollah.
UNIFIL juga mengutuk serangan-serangan pada waktu itu, dengan menyatakan bahwa “ini merupakan salah satu serangan paling serius terhadap personel dan aset UNIFIL sejak perjanjian penghentian permusuhan pada November tahun lalu.”
IDF mengirimkan klarifikasi kepada UNIFIL, menyatakan bahwa mereka tidak akan pernah dengan sengaja menargetkan pasukan UNIFIL.
IDF hingga kini belum menyampaikan pernyataan terkait dugaan serangan-serangan terbaru pada hari Minggu tersebut.