IDF
Tentara Israel merilis video pada Desember 2023 yang diklaim menunjukan Mohammed Sinwar dibawa melalui terowongan bawah tanah Hamas.
Tentara Israel menyatakan telah menemukan dan mengidentifikasi jenazah Mohammed Sinwar, pemimpin militer kelompok bersenjata Hamas di Gaza.
Jenazahnya ditemukan di sebuah terowongan di bawah Rumah Sakit Eropa di kota selatan Khan Younis, menurut keterangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Minggu.
IDF mengklaim telah memverifikasi identitas jenazah melalui pemeriksaan DNA—meskipun Hamas belum mengonfirmasi kematiannya secara resmi.
Sinwar, 49 tahun, tewas dalam serangan udara pada 13 Mei. Menurut badan pertahanan sipil yang dikelola Hamas, serangan itu menewaskan 28 orang dan melukai puluhan lainnya.
IDF
IDF menyatakan jenazah Sinwar ditemukan bersama jenazah lainnya di terowongan bawah Rumah Sakit Eropa di Khan Younis.
Bersama jenazahnya, juga ditemukan jenazah Mohammad Sabaneh, komandan Brigade Rafah Hamas.
"Beberapa barang milik Sinwar dan Sabaneh ditemukan, serta temuan intelijen tambahan yang dikirim untuk penyelidikan lebih lanjut," tambah IDF.
IDF juga menemukan jenazah lain yang sedang dalam proses identifikasi.
Sebuah kelompok kecil jurnalis asing dibawa ke Khan Younis pada Minggu untuk melihat terowongan tersebut.
Video yang dirilis IDF memperlihatkan pintu masuk sempit terowongan, diakses melalui tanah yang baru digali di depan Rumah Sakit Eropa.
Rekaman tersebut menunjukan koridor bawah tanah panjang dan sempit yang mengarah ke beberapa ruangan.
Di dalamnya terlihat tumpukan pakaian, kursi plastik, serta senjata yang bersandar di dinding. Salah satu video memperlihatkan jenazah terbungkus kain ditarik dari terowongan menggunakan tali.
Juru bicara IDF, Brigjen Effie Defrin, mengatakan jenazah Sinwar ditemukan di salah satu ruangan.
"Ini contoh lain penggunaan sinis Hamas, memanfaatkan warga sipil sebagai tameng manusia dan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit, berulang kali," ujarnya.
Israel berulang kali menuduh Hamas menyembunyikan senjata dan markas komando di rumah sakit—klaim yang dibantah Hamas.
IDF telah mengepung dan menyerang sejumlah rumah sakit di Gaza atau memerintahkan evakuasi, membuat sistem kesehatan di wilayah itu hampir kolaps.
Serangan-serangan ini memicu keprihatinan internasional, karena banyak rumah sakit dan fasilitas medis tak beroperasi, membahayakan nyawa pasien dan staf.
Setelah serangan Israel ke RS al-Ahli pada April, Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan keprihatinan mendalam dan menegaskan bahwa menurut hukum humaniter internasional, "orang sakit dan terluka, tenaga medis, serta fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit harus dihormati dan dilindungi."
Staf rumah sakit di Gaza juga berulang kali membantah klaim bahwa Hamas menggunakan fasilitas mereka sebagai markas.
IDF akan menggunakan rekaman terbaru ini sebagai pembenaran atas klaim dan strategi militernya. Namun, seperti banyak hal di Gaza, verifikasi independen penuh tidak mungkin dilakukan.
IDF
IDF menyatakan barang-barang milik Sinwar ditemukan di terowongan.
Israel melancarkan operasi militer di Gaza sebagai respons atas serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.
Menurut kementrian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, setidaknya 54.880 orang tewas sejak itu.
Pertempuran kembali meletus setelah gagalnya kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera beberapa bulan lalu.
Sejak itu, Israel menegaskan tujuan untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan sandera, di mana 54 masih ditahan dan 23 diperkirakan masih hidup.
Mohammed Sinwar bergabung dengan Hamas tak lama setelah pendiriannya di akhir 1980-an dan menjadi anggota sayap militernya, Brigade Izzedine al-Qassam.
Ia meniti karier hingga menjadi komandan Brigade Khan Younis pada 2005.
Sinwar dilaporkan dekat dengan mantan pemimpin militer Hamas, Mohammed Deif, dan terlibat dalam perencanaan serangan 7 Oktober.
Kakak dan pendahulunya, Yahya Sinwar—dipercaya sebagai otak di balik serangan 7 Oktober—tewas oleh tentara Israel pada Oktober lalu.