Pria berusia 42 tahun itu ditahan oleh Polisi Transportasi Inggris setelah turun dari penerbangan dari Portugal.
Polisi di Britania Raya telah menangkap aktivis anti-Muslim dan anti-imigran Tommy Robinson atas tuduhan penganiayaan, menyusul serangan bulan lalu di Stasiun St Pancras, London.
Tokoh sayap kanan ekstrem itu, yang nama aslinya Stephen Yaxley-Lennon, ditahan sekitar pukul 18.30 (17.30 GMT) pada Senin malam di Bandara Luton, yang terletak di utara ibukota Inggris.
Robinson baru saja mendarat di sana dengan penerbangan dari kota Faro, Portugal.
Penahanannya terjadi seminggu setelah dugaan penganiayaan di salah satu terminal kereta utama London.
“Pria tersebut dicari untuk dimintai keterangan setelah meninggalkan negara itu ke Tenerife dini hari tanggal 29 Juli menyusul insiden di St Pancras,” kata Polisi Transportasi Inggris (BTP) pada Senin malam.
Dia kini akan menjalani pemeriksaan dalam tahanan “atas tuduhan… penganiayaan berat,” tambah BTP.
Meskipun pernyataan itu tidak secara langsung menyebut nama Robinson, dia terlihat dalam video insiden yang beredar luas di internet.
Dalam rekaman tersebut, mantan pendiri English Defence League itu terlihat berjalan di dekat seorang pria yang tak bergerak, mengklaim tindakannya sebagai pembelaan diri.
Pria lainnya dibawa ke rumah sakit dengan luka serius, yang menurut polisi “tidak mengancam nyawa.”
Robinson memiliki sejumlah catatan kriminal terkait pelanggaran ketertiban umum dan penghinaan.
Pada Mei lalu, dia dibebaskan dari penjara di Buckinghamshire empat bulan lebih awal, setelah pengadilan tinggi memotong hukumannya dari 18 bulan.
Dia dipenjara pada Oktober 2024 atas tuduhan penghinaan pengadilan setelah mengakui melanggar perintah pengadilan yang melarangnya mengulang klaim palsu tentang seorang siswa sekolah asal Suriah.
Perintah itu diberlakukan setelah aktivis sayap kanan ekstrem ini kalah dalam kasus pencemaran nama baik terhadap Jamal Hijazi, seorang pengungsi Suriah yang dinyatakan telah difitnah oleh Robinson.
Robinson digambarkan oleh kelompok advokasi Hope Not Hate sebagai “ekstremis sayap kanan paling terkenal di Inggris.”
Awal tahun ini, miliarder teknologi dan mantan penasihat Presiden AS Donald Trump, Elon Musk, menyerukan pembebasan Robinson dari penjara Inggris tempat dia ditahan saat itu, dan kemungkinan akan kembali setelah penangkapan terbarunya.