Tingkatkan Pengamanan Jalanan Afrika Selanda Menjelang KTT G20

Lebih dari 3.500 Anggota Polisi Diterjunkan Saat Afrika Selatan Siaga Menghadapi Protes di Luar KTT G20

Diterbitkan Pada 20 Nov 2025

Pasukan kepolisian dan militer Afrika Selatan telah menggelar pawai yang melibatkan helikopter dan petugas di atas sepeda motor dalam sebuah pameran kekuatan menjelang demonstrasi yang diantisipasi di sekitar pertemuan pimpinan dunia Grup 20 di Johannesburg akhir pekan ini.

Aksi militer pada Rabu itu terjadi seiring otoritas memperkuat keamanan dengan menambah 3.500 anggota polisi dan menempatkan tentara dalam siaga di bawah Struktur Operasional dan Intelijen Gabungan Nasional – sebuah komando terpadu yang mengoordinasikan kepolisian, militer, dan agen intelijen negara untuk acara-acara penting.

Wakil komisioner nasional untuk kepolisian, Letnan Jenderal Tebello Mosikili, mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa otoritas memperkirakan akan terjadi protes di Johannesburg dan kota-kota besar Afrika Selatan lainnya.

"Kami akan mengizinkan hak [untuk memprotes] itu untuk dilakukan," ujarnya. "Namun tetap dalam arahan dan batasan yang sesuai dengan hukum."

Polisi Afrika Selatan menyatakan mereka telah menetapkan area khusus bagi para pemrotes untuk berkumpul di dekat lokasi KTT, sebuah pusat pameran yang bertetangga dengan stadion sepak bola terbesar di negara itu.

KTT dua hari tersebut dibuka pada Sabtu dan diperkirakan akan menarik pemimpin serta diplomat utama dari lebih dari 40 negara serta lembaga global seperti PBB. Namun, Amerika Serikat memboikot.

Demonstrasi diperkirakan datang dari kelompok antikapitalis, aktivis iklim, pejuang hak perempuan, kelompok antiimigran, dan lain-lain, yang beberapa di antaranya mengangkat masalah kemiskinan dan kesenjangan yang dihadapi Afrika Selatan sendiri.

Serikat pekerja yang mewakili anggota minoritas kulit putih Afrikaner Afrika Selatan telah memicu kontroversi dengan memasang papan iklan di sekitar Johannesburg yang bertuliskan: "Selamat datang di negara yang paling diatur berdasarkan RAS di dunia."

MEMBACA  Pencarian Dilanjutkan untuk Pelajar yang Terseret Banjir di Afrika Selatan

Salah satu papan iklan tersebut telah diturunkan oleh otoritas kota, mendorong serikat pekerja Afrikaner, Solidarity, untuk mengancam akan mengambil tindakan hukum.

Papan iklan itu mengacu pada hukum affirmative action Afrika Selatan yang membuka peluang bagi orang kulit hitam dan telah menjadi bagian dari keretakan diplomasi antara Afrika Selatan dan AS.

Presiden AS Donald Trump tidak akan menghadiri KTT G20 dalam sebuah pemboikotan atas klaimnya yang banyak ditolak, bahwa pemerintah kulit hitam Afrika Selatan menjalankan kebijakan rasis dan anti-kulit putih serta menganiaya dengan kekerasan minoritas Afrikaner.

Klaim Trump telah banyak ditolak sebagai tidak berdasar, tetapi pemboikotan pemerintah AS mengancam untuk melemahkan KTT G20 pertama di Afrika ini.

Afrika Selatan menolak pada Rabu tuntutan AS agar tidak ada deklarasi pemimpin yang dikeluarkan setelah KTT G20 akhir pekan ini, dengan menyatakan Washington telah kehilangan suaranya dengan memboikot pertemuan tersebut.

Kelompok advokasi Perempuan untuk Perubahan menyerukan penghentian aktivitas nasional pada Jumat, sehari sebelum KTT. Mereka meminta perempuan untuk memboikot pekerjaan pada hari itu sebagai protes terhadap tingkat kekerasan pada perempuan dan femisida yang sangat tinggi di Afrika Selatan.

"Karena sampai Afrika Selatan berhenti menguburkan seorang perempuan setiap 2,5 jam, G20 tidak dapat berbicara tentang pertumbuhan dan kemajuan," kata Perempuan untuk Perubahan.

Sebuah kelompok antiimigrasi Afrika Selatan akan memprotes masalah pengangguran dan kemiskinan di negara itu, ujar pemimpinnya, dengan tingkat pengangguran 31 persen negara tersebut merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Sebuah koalisi kelompok yang memprotes perubahan iklim dan kesenjangan kekayaan telah mengorganisir KTT alternatif di bagian lain Johannesburg mulai Kamis, dengan mengatakan pertemuan G20 itu "hanya untuk orang kaya".

MEMBACA  Perlu Tetap Waspada terhadap Inflasi Menjelang Ramadan: BPS