Rusia melancarkan serangan besar-besaran menggunakan drone dan rudal ke ibu kota Ukraina serta beberapa wilayah lainnya dini hari Jumat, menurut para pejabat.
Setidaknya tiga orang tewas dan 49 lainnya luka-luka dalam serangan tersebut, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Serangan udara ini menargetkan Kyiv, serta kota Lutsk dan wilayah Ternopil di barat laut negara itu.
Serangan ini terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Presiden AS Donald Trump bahwa ia akan membalas serangan Ukraina baru-baru ini ke pangkalan udara Rusia.
“Sampai saat ini, tiga korban jiwa telah dikonfirmasi—semuanya merupakan petugas Dinas Darurat Negara Ukraina,” ujar Zelensky.
Dia menyebut serangan ini melibatkan lebih dari 400 drone dan 40 rudal, serta jumlah korban luka “mungkin bertambah.”
Dalam pernyataan sebelumnya, Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko menyatakan empat orang tewas di ibu kota.
Peringatan serangan udara aktif di ibu kota, serta di kota Kharkiv, Sumy, dan Luhansk. Sistem kereta Kyiv terganggu akibat kerusakan pada rel metro.
Di luar ibu kota, komandan militer Ternopil Vyacheslav Negoda menyebut serangan Jumat ini sebagai “serangan udara terbesar yang pernah menimpa wilayah kami hingga saat inii.”
Wali Kota Ternopil Igor Polishchuk melaporkan lima orang terluka dalam serangan, dengan kerusakan pada rumah, sekolah, dan fasilitas pemerintah.
Di Lutsk, lima orang cedera akibat serangan menggunakan 15 drone dan enam rudal, menurut wali kota Ihor Polishchuk.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pertahanan udaranya menembak jatuh 174 drone Ukraina semalam di beberapa wilayah Rusia dan Krimea yang diduduki.
Mereka juga menyatakan rudal jelajah anti-kapal Neptune berhasil dicegat di atas Laut Hitam.
Serangan terbaru Rusia ini terjadi beberapa hari setelah Kyiv melancarkan serangan drone jarak jauh terbesarnya ke setidaknya 40 pesawat tempur Rusia di empat pangkalan militer.
Zelensky menyebut 117 drone digunakan dalam operasi “Jaring Laba-Laba” oleh dinas keamanan SBU, yang menghantam “34% pembawa rudal jelajah strategis Rusia.”
Sebelumnya, Moskow menyatakan opsi militer “terbuka” sebagai balasan atas serangan Ukraina.