Artikel ini berisi deskripsi kematian yang mengganggu.
Seorang pria Swedia yang telah dihukum karena melakukan serangan jihadis di Eropa sekarang divonis penjara seumur hidup atas “kejahatan perang serius dan kejahatan teroris” terkait pembunuhan brutal terhadap seorang pilot di Suriah 10 tahun lalu.
Pengadilan di Stockholm menjatuhkan putusan pada Osama Krayem, yang sebelumnya sudah dipenjara karena terlibat dalam serangan Paris dan Brussels pada 2015 dan 2016.
Pilot Angkatan Udara Yordania, Letnan Moaz al-Kasasbeh, ditangkap ketika pesawatnya jatuh di Suriah selama misi melawan kelompok Islamic State (IS) pada 2014.
Yordania mengonfirmasi kematiannya setelah video IS yang mengerikan muncul, memperlihatkan pria 26 tahun itu dibakar hidup-hidup dalam sangkar.
Krayem membantah tuduhan tersebut, menurut siaran publik Swedia SVT, dan mengaku tidak tahu rencana pembunuhan itu.
Meski bukti menunjukkan api yang membunuh Letnan Kasasbeh dinyalakan orang lain, pengadilan menyatakan Krayem juga terlibat dalam pembunuhan itu.
“Terdakwa, melalui tindakannya, berkontribusi secara aktif hingga kematian pilot sehingga ia harus dianggap sebagai pelaku,” kata Ketua Hakim Anna Liljenberg Gullesjo dalam pernyataan.
Dia berada di lokasi eksekusi “berseragam dan bersenjata, serta membiarkan dirinya difilmkan,” tambah pernyataan itu.
Krayem, 32 tahun, yang sudah menjalani hukuman 30 tahun untuk perannya dalam serangan Paris dan seumur hidup untuk serangan Brussels, kini menerima hukuman seumur hidup kedua dari pengadilan Stockholm.
Hakim menambahkan bahwa tindakan Krayem meliputi “menjaga korban sebelum dan saat eksekusi serta membawanya ke sangkar tempat ia dibakar.”
Pengadilan juga memberikan ganti rugi kepada orang tua dan saudara Letnan Kasasbeh masing-masing sekitar 80.000 kronor Swedia ($8.200/£6.198).
Letnan Kasasbeh ditangkap ketika pesawatnya jatuh dekat kota Raqqa selama misi melawan IS pada Desember 2014.
Saat kematiannya awal 2015, Yordania—yang tergabung dalam koalisi pimpinan AS melawan IS di Suriah—sedang berusaha membebaskannya sebagai bagian pertukaran tahanan.
“Sulit bagi orang tua saya menghadapi peristiwa ini lagi, tapi kami berterima kasih pada otoritas Swedia yang ingin memberikan keadilan,” kata saudara sang pilot, Jawdat al-Kasasbeh, kepada penyiar Swedia Sveriges Radio saat tuduhan pertama kali diumumkan.
Krayem asalnya dari kota Malmö, Swedia, dan diduga pergi ke Suriah pada September 2014 untuk bergabung dengan IS.
Pada Juni 2022, ia dihukum karena perannya dalam serangan Paris November 2015—yang menewaskan 130 orang—dan rencana serangan terpisah di bandara Amsterdam.
Setahun kemudian, dia juga dinyatakan bersalah atas pembunuhan teroris karena keterlibatannya dalam serangan Brussels yang menewaskan 32 orang.