Merlyn Thomas & Emma Pengelly
BBC Verify
BBC
Militer Israel mengakui kepada BBC Verify bahwa mereka melakukan serangan yang sebelumnya tak diakui di wilayah al-Mawasi, Gaza selatan, yang dilaporkan menewaskan setidaknya satu warga Palestina dan melukai 30 lainnya.
Serangan itu terjadi pada Minggu—beberapa jam setelah 31 warga Palestina tewas dalam insiden dekat pusat distribusi bantuan baru di kota Rafah, menurut badan Pertahanan Sipil yang dikelola Hamas.
Saat meninjau rekaman yang disebutkan memperlihatkan insiden di dekat pusat distribusi bantuan, BBC Verify mengidentifikasi serangan terpisah di kota terdekat, Khan Younis.
Ledakan ini sebelumnya tak diumumkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), yang rutin mempublikasikan pembaruan operasional secara daring.
Hanya setelah dihubungi BBC Verify, IDF mengaku melakukan serangan artileri dan menyebut insiden ini akibat "kesalahan teknis dan operasional".
Mereka menyatakan pasukan menembak ke arah "target" tapi artileri "menyimpang" dan "salah mengenai wilayah Mawasi"—sebuah jalur pantai di Khan Younis. IDF tidak menyertakan bukti atas klaim ini.
IDF jarang mengakui "kesalahan" semacam ini. Analisis BBC Verify terhadap pernyataan di akun Telegram resmi IDF hanya menemukan empat kasus sebelumnya di mana mereka mengaku melakukan "kesalahan", "teknis", atau "operasional" terkait perang di Gaza sejak dimulai Oktober 2023.
Rekaman yang kami tinjau dari ledakan di Khan Younis pertama kali muncul Minggu malam. Tampak mayat-mayat berlumuran darah dikelilingi debu di area dimana warga Palestina tinggal di tenda. Perempuan dan anak-anak terlihat berlarian dan berteriak sambil menyaksikan korban luka dibawa pergi.
Video memperlihatkan dampak serangan di al-Mawasi, Gaza selatan.
Serangan Israel menghantam area tempat sejumlah pengungsi Palestina berlindung. PBB memperkirakan 90% populasi Jalur Gaza yang berjumlah 2,1 juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Ambulans tiba di lokasi untuk membawa korban luka tak lama setelah insiden. BBC Verify mengidentifikasi beberapa korban yang sama dalam rekaman lokasi dan gambar-gambar berikutnya dari rumah sakit tempat mereka dirawat.
Menurut Rumah Sakit Lapangan Kuwait, satu warga Palestina tewas dan 30 lainnya terluka dalam serangan ini.
Awalnya, rekaman ini salah dikaitkan dengan pembunuhan di dekat pusat distribusi bantuan kontroversial di Rafah.
Tapi BBC Verify melacak lokasi rekaman ke sebuah tempat di Khan Younis—4,5 km (2,8 mil) dari pusat distribusi.
Badan Pertahanan Sipil Hamas menyebut "tembakan Israel" menewaskan 31 warga Palestina dekat pusat distribusi bantuan. Awalnya, tentara Israel menyatakan tidak menembak warga Palestina di sekitar lokasi, tapi sumber militer kemudian memberi tahu BBC Verify bahwa pasukan melepaskan tembakan peringatan.
Kami menggunakan posisi matahari untuk memastikan rekaman dibuat pada sore hari, sesaat sebelum matahari terbenam. Seorang jurnalis lokal yang merekam kejadian juga menyatakan insiden terjadi sekitar pukul 19:00 waktu setempat pada Minggu—beberapa jam setelah pembunuhan di dekat pusat bantuan.
Pernyataan IDF tidak memberikan angka korban tewas dalam ledakan di Khan Younis dan menyatakan "insiden sedang ditinjau".
Rekaman serangan ini menjadi pusat perselisihan antara BBC dan Gedung Putih.
Pada Senin, BBC Verify meninjau rekaman dan membantah klaim bahwa itu terkait pembunuhan di dekat pusat distribusi di Rafah.
Postingan bantahan kami kemudian diangkat oleh Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, yang salah mengklaim bahwa itu menunjukkan BBC menarik liputannya tentang pembunuhan di pusat bantuan.
Dalam pernyataan, BBC mengatakan komentarnya "menyesatkan" dan menambahkan bahwa ia "mencampuradukkan" kedua cerita.
"Kami tidak menghapus cerita apa pun dan kami berdiri di balik jurnalisme kami," pernyataan BBC menyatakan.
Israel meluncurkan kampanye militer di Gaza sebagai tanggapan atas serangan lintas batas Hamas, di mana sekitar 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, setidaknya 54.607 orang tewas di Gaza sejak itu, termasuk 4.335 sejak Israel melanjutkan ofensifnya pada 18 Maret.