Sektor energi terbarukan di Nigeria menawarkan banyak peluang pertumbuhan. Nigeria berencana meningkatkan porsi pembangkit listrik terbarukan menjadi 23% pada 2025 dan 36% pada 2030. Berdasarkan Rencana Induk Energi Terbarukan (REMP), negara ini berencana menambah kapasitas terpasang kumulatif untuk PLTMH, PLTS, biomassa, dan tenaga bayu masing-masing menjadi 2GW, 500MW, 400MW, dan 40MW pada 2025. Dengan latar belakang ini, kapasitas pembangkit listrik terbarukan di Nigeria diperkirakan mencapai 1,7GW pada 2035, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 18,9% selama 2024-2035.
Pembangkitan listrik tahunan di Nigeria diproyeksikan meningkat dengan CAGR 17,5% selama 2024-2035, mencapai 1,8TWh. Di sektor energi terbarukan, teknologi PLTS menonjol sebagai prospek investasi yang menjanjikan. Tambahan kapasitas PLTS di negara ini telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, didorong terutama oleh REMP.
Nigeria masih sangat bergantung pada sumber termal untuk pembangkitan listrik. Negara ini memiliki salah satu cadangan gas alam terbesar di dunia dan terluas di Afrika, sehingga pembangkit listrik termal semakin dominan.
Tantangan utama bagi produsen listrik adalah tidak adanya jaminan pasokan bahan bakar, menyebabkan aset tidak dimanfaatkan secara optimal. Setelah privatisasi, kurangnya infrastruktur menghambat pelaksanaan perjanjian pasokan bahan bakar yang penting untuk kontrak pembelian tenaga listrik yang bankable.
Untuk mengatasi ini, Nigeria fokus pada energi terbarukan, terutama PLTS, guna memenuhi sebagian kebutuhan listriknya. Sebagai negara terpadat di Afrika, Nigeria mengalami urbanisasi cepat yang mendorong peningkatan permintaan listrik rumah tangga untuk penerangan, memasak, pendinginan, dan peralatan elektronik. Industri padat energi seperti semen, pengolahan makanan, dan tekstil juga jadi konsumen signifikan.
Karena pasokan listrik dari jaringan yang tidak andal, banyak bisnis menggunakan generator diesel atau bensin, menunjukkan bahwa permintaan energi sebenarnya jauh lebih tinggi daripada data konsumsi jaringan. Kapasitas energi terbarukan dengan penyimpanan akan membantu mengatasi masalah ini.
Adopsi PLTS di Nigeria terutama didorong oleh masalah kemiskinan energi dan ketidakstabilan pasokan listrik. Preferensi konsumen terhadap PLTS muncul dari kebutuhan akan listrik yang lebih andal.
Inovasi teknologi surya ditambah model pembiayaan baru seperti pay-as-you-go (PAYG) telah mendorong pertumbuhan pembangkit listrik surya terdistribusi (DSP). Perkembangan ini meningkatkan kelayakan dan skala inisiatif surya, menjadikannya prospek investasi menarik.
DSP di Nigeria memiliki potensi besar, didukung sumber daya surya melimpah dan kebutuhan energi yang terus meningkat. Badan Elektrifikasi Pedesaan aktif menjalankan strategi yang menggabungkan model energy service company dan utilitas. Pendekatan ini dirancang untuk mempercepat elektrifikasi melalui ekspansi jaringan dan mini-grid hijau.
Fokus utama adalah elektrifikasi pusat perdagangan, kawasan industri, institusi pendidikan (sekolah & universitas), serta fasilitas kesehatan menggunakan PLTS dan sistem hibrida PLTS-diesel.
"PLTS untuk dorong ekspansi energi terbarukan di Nigeria" awalnya dibuat dan dipublikasikan oleh Power Technology, merek milik GlobalData.
Informasi di situs ini disertakan dengan itikad baik untuk tujuan informasi umum semata. Tidak dimaksudkan sebagai nasihat yang harus diandalkan, dan kami tidak memberikan pernyataan, jaminan, atau garansi apa pun terkait keakuratan atau kelengkapannya. Anda harus mencari saran profesional sebelum mengambil atau tidak mengambil tindakan berdasarkan konten di situs kami.