Stellantis Hentikan Pengembangan Van Sel Bahan Bakar Hidrogen

Stellantis memamerkan van komersial berbahan bakar sel hidrogen di Paris Motor Show tahun lalu (GEOFFROY VAN DER HASSELT)

Stellantis, produsen Jeep, mengumumkan pada Rabu bahwa mereka menghentikan rencana produksi van ringan bertenaga sel hidrogen karena dianggap tidak memiliki prospek komersial yang viable.

Perusahaan yang juga menaungi merek seperti Peugeot, Citroen, dan Fiat ini sebelumnya berencana memulai produksi massal van komersial dengan sel hidrogen musim panas ini di pabrik di Prancis utara dan Polandia selatan.

“Pasar hidrogen masih segmen niche tanpa prospek keberlanjutan ekonomi jangka menengah,” kata Jean-Philippe Imparato, COO Stellantis untuk kawasan Eropa.

Mereka menyebut keterbatasan infrastruktur pengisian hidrogen, kebutuhan modal tinggi, dan insentif pembelian konsumen yang belum memadai sebagai alasannya.

“Kami harus membuat pilihan jelas dan bertanggung jawab untuk menjaga daya saing serta memenuhi ekspektasi pelanggan dengan ofensif kendaraan listrik dan hybrid kami,” tambah Imparato.

Teknologi sel hidrogen sempat dianggap pesaing kendaraan listrik baterai untuk mencapai emisi nol. Prosesnya menghasilkan listrik dan air dari reaksi hidrogen dan udara.

Meski pengisian bahan bakar lebih cepat ketimbang baterai, teknologi ini memerlukan infrastruktur mahal dan sebagian besar hidrogen masih diproduksi dari gas alam tanpa penangkapan emisi gas rumah kaca.

Saat ini hanya Toyota, Hyundai, dan BMW yang masih mengembangkan mobil sel hidrogen, dengan sedikit model yang beredar di pasaran.

Renault Prancis juga menutup pabrik sel hidrogen mereka awal tahun ini.

Stellantis menyatakan karyawan akan dialihkan ke tugas lain, tapi mengakui keputusan ini menimbulkan “tantangan finansial” bagi pemasok sel hidrogen Symbio.

Stellantis memegang saham Symbio sejak 2023 bersama Michelin dan Forvia.

Symbio membuka pabrik sel hidrogen dekat Lyon tahun lalu.

MEMBACA  Rusia Mengabaikan Permohonan Ukraina untuk Mengembalikan Jenazah Tahanan Perang yang Diduga Tewas dalam Kecelakaan Il-76

Stellantis mengaku telah berdiskusi dengan pemegang saham Symbio lain, tapi Michelin menyebut pengumuman ini “mendadak, brutal, dan tidak terkoordinasi”.

Forvia mencatat 80% aktivitas Symbio bergantung pada Stellantis.

“Keputusan Stellantis akan berdampak serius dan langsung bagi operasional serta masa depan Symbio,” kata mereka.

tsz/rl/yad