Slovenia Larang Menteri Kabinet Israel Sayap Kanan Ben-Gvir dan Smotrich

Slovenia telah melarang menteri kabinet Israel ekstrem kanan Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich masuk ke negaranya.

Menteri Luar Negeri Tanja Fajon menyatakan pasangan tersebut sebagai personae non gratae pada Kamis, yang katanya merupakan langkah pertama bagi negara Uni Eropa.

“Kita membuka jalan baru,” ujarnya.

Dalam pernyataannya, pemerintah Slovenia menuduh Menteri Keamanan Nasional Israel Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Smotrich menghasut “kekerasan ekstrem dan pelanggaran HAM berat terhadap warga Palestina” lewat “pernyataan genosida mereka.”

Pemerintah juga mencatat bahwa kedua menteri itu “terang-terangan mendukung perluasan pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat, penggusuran paksa warga Palestina, dan menyerukan kekerasan terhadap penduduk sipil Palestina.”

Belum ada tanggapan langsung dari pemerintahan Israel.

Ben-Gvir dan Smotrich, mitra koalisi kunci dalam pemerintahan PM Israel Benjamin Netanyahu, kerap dikritikinternasional karena sikap keras mereka soal perang Gaza dan ekspansi pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.

Smotrich, yang tinggal di pemukiman Tepi Barat, mendukung perluasan permukiman dan menyerukan aneksasi wilayah tersebut.

Pemukiman ilegal menurut hukum internasional. Juli lalu, Mahkamah Internasional memutuskan bahwa kehadiran Israel di wilayah Palestina yang diduduki melanggar hukum, tapi Israel mengabaikannya.

Smotrich pernah menyerukan “penghancuran total” di Gaza dan mengatakan sebuah kota Palestina di Tepi Barat harus “dihapuskan.” Ben-Gvir mengagumi Baruch Goldstein, seorang Israel yang membantai 29 warga Palestina saat salat di Hebron tahun 1994. Ia berkali-kali dihukum pengadilan Israel karena “hasutan rasial.”

Meski kontroversial, Netanyahu sangat bergantung pada dukungan keduanya dan faksi mereka di parlemen demi kelangsungan pemerintahannya.

Tanggal 21 Mei, Presiden Slovenia Natasa Pirc Musar mengatakan di Parlemen Eropa bahwa Uni Eropa perlu mengambil tindakan lebih tegas terhadap Israel, mengutuk “genosida” di Gaza.

MEMBACA  Presiden Yoon Dilarang Keluar dari Korea Selatan

Fajon menyatakan Slovenia mengambil langkah ini setelah menteri luar negeri UE gagal sepakat soal tindakan bersama terhadap Israel terkait tuduhan pelanggaran HAM dalam pertemuan di Brussel, Selasa lalu.

Dia mengatakan langkah lain sedang disiapkan, tanpa merinci lebih jauh.

Juni lalu, Inggris, Norwegia, Australia, Selandia Baru, dan Kanada menjatuhkan sanksi pada kedua menteri Israel itu, menuduh mereka menghasut kekerasan terhadap Palestina.

Tahun lalu, Slovenia mengumumkan pengakuan terhadap negara Palestina, menyusul Norwegia, Spanyol, dan Irlandia.