Setidaknya 22 tewas setelah KTP diperiksa di Balochistan.

Para penembak telah membunuh setidaknya 22 orang di barat daya Pakistan setelah memaksa mereka keluar dari kendaraan mereka dan memeriksa identitas mereka, kata pejabat. Serangan itu terjadi semalam di sebuah jalan raya di provinsi Balochistan, di mana pasukan keamanan sedang melawan kekerasan sektarian, etnis, dan separatis. Para pria bersenjata memeriksa dokumen identitas, katanya memilih orang-orang dari Punjab untuk ditembak, sebelum membakar kendaraan tersebut, kata pejabat. Kelompok militan Baloch Liberation Army (BLA) mengklaim bertanggung jawab atas serangan di distrik Musa Khel. “Jumlah militan antara 30 hingga 40. Mereka menghentikan 22 kendaraan,” kata Najibullah Kakar, pejabat lokal senior, kepada kantor berita AFP. “Kendaraan yang bepergian ke dan dari Punjab diperiksa, dan individu dari Punjab diidentifikasi dan ditembak.” BLA mengatakan bahwa mereka menargetkan personel militer yang bepergian dengan pakaian sipil, menurut kantor berita Reuters. Perdana Menteri Shehbaz Sharif menyatakan “dukacita mendalam dan kecaman atas serangan teroris” dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya. Balochistan adalah provinsi terbesar Pakistan tetapi, meskipun memiliki lebih banyak sumber daya daripada provinsi lain, provinsi ini adalah yang paling kurang berkembang. BLA dan separatis Baloch lainnya telah intensif melakukan serangan terhadap orang-orang Punjabi dan Sindhi dari tempat lain di Pakistan yang bekerja di daerah tersebut. Mereka juga menargetkan perusahaan energi asing yang mereka tuduh mengeksploitasi wilayah tersebut tanpa berbagi keuntungan. Dalam insiden serupa pada bulan April tahun ini, sembilan penumpang turun dari bus di Balochistan dan ditembak mati setelah ID mereka diperiksa. Dalam 24 jam terakhir, BLA telah melancarkan serangkaian serangan terhadap berbagai instalasi pemerintah – termasuk kantor polisi dan kamp pasukan keamanan di seluruh provinsi. Beberapa negara Barat, termasuk Inggris dan AS, telah menetapkan BLA sebagai organisasi teroris global.

MEMBACA  Satu Tahun Setelah Gempa Dahsyat: Kota Kontainer, Ujian, dan Duka Cita