Media lokal melaporkan seorang pria tak dikenal meninggal akibat luka tembak di pahanya selama penindasan polisi anti huru-hara di Nairobi.
Setidaknya 200 orang terluka dan lebih dari 100 ditangkap di seluruh Kenya dalam protes nasional menentang rencana kenaikan pajak pemerintah, kelompok hak asasi manusia mengatakan.
Lima kelompok, termasuk Amnesty International, mengatakan pada Kamis malam dalam pernyataan bersama bahwa setidaknya 105 demonstran telah ditangkap dalam penindakan keras oleh polisi anti huru-hara yang melibatkan penggunaan gas air mata, meriam air, dan peluru karet.
Di ibu kota, Nairobi, setidaknya 200 orang terluka, dengan kelompok-kelompok melaporkan “luka jaringan lunak dan inhalasi gas air mata”, dengan enam “terkena mobil saat melarikan diri dari polisi” dan lima korban dari peluru karet.
Kapsul yang terpakai di tempat kejadian menunjukkan penggunaan peluru tajam, kata mereka.
Media lokal melaporkan bahwa seorang yang tak dikenal meninggal di Bliss Medical Centre di Nairobi akibat luka tembak di pahanya yang didapat selama protes. Detailnya sesuai dengan laporan polisi yang mengatakan seorang pria berusia 29 tahun meninggal saat menjalani perawatan untuk luka di pahanya di rumah sakit yang sama pada Kamis malam.
Petugas polisi menembakkan gas air mata selama protes atas usulan kenaikan pajak dalam sebuah undang-undang keuangan yang sedang dibahas di parlemen Nairobi, Kenya, pada 20 Juni 2024 [Andrew Kasuku/AP Photo]
“Kami terus mendesak Kepolisian Nasional untuk menghentikan penggunaan kekerasan berlebihan, intimidasi, dan penangkapan sewenang-wenang dan ilegal terhadap warga Kenya,” kata kelompok-kelompok tersebut, yang juga termasuk Asosiasi Medis Kenya, Serikat Hukum Kenya, Koalisi Pembela, dan Unit Medis Hukum Independen.
Protes terhadap usulan anggaran, yang bertujuan mengumpulkan tambahan pajak sebesar $2.7 miliar, meluas Kamis di 19 dari 47 kabupaten Kenya. Distrik bisnis pusat Nairobi lumpuh karena polisi anti huru-hara berkuda melemparkan gas air mata dan membuka meriam air pada para demonstran.
Para pengunjuk rasa, yang memulai demonstrasi mereka pada Selasa, menuntut agar para legislator memilih menolak legislasi tersebut, yang diperkirakan akan memberatkan bagi warga Kenya yang mendapat gaji, pengusaha, dan konsumen. Mereka mengatakan pemerintahan Presiden William Ruto telah mengingkari janjinya untuk mengurangi pajak dan menurunkan biaya hidup.
Pajak baru akan termasuk 2.75 persen pajak atas penghasilan untuk rencana asuransi medis nasional, serta pajak yang lebih tinggi pada minyak sayur dan bahan bakar, yang akan meningkatkan biaya produksi dan berdampak pada konsumen.
Usulan untuk memperkenalkan pajak pertambahan nilai sebesar 16 persen pada roti dan pajak tahunan baru pada kendaraan bermotor dihapus dari undang-undang pada Selasa setelah pertemuan antara Ruto dan anggota partai pemerintah.
Namun mereka yang memprotes pada Kamis mengatakan amendemen tersebut tidak cukup dan bahwa mereka ingin legislator menolak sepenuhnya legislasi anggaran.
Meskipun protes, anggota parlemen menyetujui undang-undang keuangan dalam pembacaan kedua pada Kamis. Akan ada pembacaan ketiga dan terakhir dari langkah kontroversial ini minggu depan. Versi final harus disahkan sebelum 30 Juni.