Seorang pengebom bunuh diri meledakkan bahan peledak di luar sebuah hotel di daerah tepi pantai yang populer di ibu kota Somalia, Mogadishu, sebelum para penembak bersenjata menyerbu gedung tersebut, memicu pengepungan empat jam yang menyebabkan setidaknya 32 orang tewas dan lebih dari 60 orang lain terluka, kata polisi pada hari Sabtu.
Kelompok militan Islam Al Shabab mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut, yang dimulai pada Jumat malam. Al Shabab telah melakukan pemberontakan terhadap pemerintah yang didukung secara internasional di Somalia selama lebih dari 17 tahun dan sebelumnya telah menargetkan area pantai, Lido, yang populer di kalangan pengusaha dan pejabat serta warga lainnya.
Saksi, Mohamed Jibril, mengatakan bahwa, saat serangan terjadi, dia sedang bersama teman-teman di area tersebut, yang dipadati oleh ratusan orang.
“Kami mendengar ledakan keras diikuti tembakan,” kata Pak Jibril dalam wawancara.
“Saya tidak pernah melihat hal seperti itu sepanjang hidup saya,” tambahnya. “Saya melihat banyak orang tergeletak di pantai meminta pertolongan, dan tak seorang pun berani membantu mereka karena masih ada penembakan.”
Jurubicara polisi Somalia, Abdifatah Adan Hassan, mengatakan bahwa petugas telah membunuh tiga penyerang yang menyerbu hotel tepi pantai, mengakhiri pengepungan.
“Pasukan keamanan kami telah mengeliminasi ketiga penyerang Shabab yang masuk ke hotel dan menyandera pelanggan serta pengunjung pantai yang mencari perlindungan di dalam gedung,” katanya.
Al Shabab telah mengklaim banyak bom dan serangan di Mogadishu dan bagian lain Somalia saat pemerintah melakukan serangan terhadap para militan.
Area Lido telah menjadi target beberapa serangan sebelumnya, termasuk pengepungan enam jam oleh Al Shabab di sebuah hotel tepi pantai pada tahun 2023, yang menyebabkan enam warga sipil tewas dan 10 terluka. Lima orang tewas dalam ledakan bom mobil di sebuah kafe di ibu kota bulan lalu. Dan pada bulan Maret, para militan membunuh tiga orang dan melukai 27 dalam pengepungan berjam-jam di hotel Mogadishu lainnya, memecah keheningan relatif dalam pertempuran.