Amnesti Internasional mendesak pemerintah Nigeria untuk berbuat lebih banyak menghentikan serangan di Negara Bagian Benue.
Setidaknya 100 orang tewas di sebuah kota di Nigeria tengah usai serangan semalam oleh kelompok bersenjata, sementara Amnesti Internasional meminta pemerintah mengakhiri "pertumpahan darah hampir tiap hari di Benue".
Menurut Amnesti, serangan terjadi dari Jumat malam hingga Sabtu dini hari di Yelwata, sebuah kota di Benue.
"Amnesti Internasional telah mendokumentasikan eskalasi serangan mengkhawatirkan di seluruh Benue, di mana pelaku pembantaian bebas beraksi tanpa hukuman. Serangan ini memicu pengungsian massal dan bisa mengancam ketahanan pangan karena mayoritas korban adalah petani," tulis lembaga HAM itu di X.
"Kegagalan otoritas Nigeria menghentikan kekerasan merenggut nyawa dan mata pencaharian. Tanpa aksi segera, lebih banyak nyawa akan hilang," tambah mereka, menyebut banyak orang masih hilang pasca-serangan.
Otoritas Nigeria harus segera hentikan pertumpahan darah hampir harian di Benue dan adili pelaku sebenarnya.
Pembunuhan mengerikan terhadap lebih dari 100 orang oleh kelompok bersenjata yang menyerbu Yelewata dari Jumat malam hingga Sabtu dini hari, 14 Juni 2025, menunjukkan…
— Amnesti Internasional Nigeria (@AmnestyNigeria) 14 Juni 2025
Tersoo Kula, juru bicara kantor gubernur, mengatakan kepada AFP bahwa serangan berlangsung sekitar dua jam dan "sejumlah rumah dibakar".
Dia menyebut pejabat pemerintah dan polisi telah mengunjungi Yelwata dan "mengonfirmasi" jumlah korban tewas lebih rendah, yakni 45 orang.
Jubir polisi Udeme Edet mengkonfirmasi serangan kepada AFP dan menyatakan polisi terlibat baku tembak dengan pelaku.
Namun warga setempat mengkhawatirkan korban tewas melebihi 100 orang.
"Sangat buruk, banyak orang meninggal," ujar Amineh Liapha Hir, warga Yelwata. "Mungkin lebih dari 100, dan banyak rumah juga dibakar," tambahnya.
Christian Msuega, warga lain, mengaku selamat tapi saudari dan iparnya tewas setelah dibakar hidup-hidup.
Di kawasan ini, konflik antara peternak (kebanyakan etnis Fulani Muslim) dan petani (banyak yang Kristen) sering terjadi akibat persaingan lahan dan air.
Bulan lalu, kelompok bersenjata diduga peternak menewaskan sedikitnya 20 orang di wilayah Gwer West, Benue.