Satu Tewas dan Ribuan Tanpa Listrik Saat Kebakaran Hutan Meluas di Prancis

Seorang Perempuan Lansia Meninggal dan Satu Orang Hilang dalam Kebakaran Hebat di Prancis Selatan

Seorang perempuan lanjut usia tewas dan satu orang lainnya masih dinyatakan hilang setelah kebakaran besar melanda kawasan Prancis selatan, menghanguskan rumah-rumah dan memaksa ribuan orang mengungsi.

Perempuan tersebut meninggal di dalam rumahnya, sementara tujuh petugas pemadam kebakaran menjalani perawatan akibat menghirup asap dan satu orang belum ditemukan, menurut otoritas setempat. Dua orang dirawat di rumah sakit, salah satunya dalam kondisi kritis.

Api pertama kali muncul pada Selasa (25/7) dekat desa La Ribaute di wilayah Aude dan telah membakar lebih dari 13.000 hektare (50 mil persegi)—luasnya melebihi kota Paris—menjadikannya kebakaran terbesar di Prancis tahun ini.

Lebih dari 1.800 petugas pemadam, didukung 500 kendaraan, dikerahkan ke lokasi.

Desa-desa yang paling terdampak antara lain Lagrasse, Fabrezan, Tournissan, Coustouge, dan Saint-Laurent-de-la-Cabrerisse.

Pihak berwenang menyebut api menyebar cepat akibat angin kencang, vegetasi kering, dan cuaca panas musim panas.

Jacques Piraud, wali kota Jonquières—di mana setidaknya empat rumah hangus—mengatakan sekitar 80% desanya terbakar. “Ini tragis. Semua menghitam, pepohonan hangus sepenuhnya,” ujarnya.

Gambar-gambar memperlihatkan mobil-mobil yang hangus serta warga yang duduk di pantai berjarak tiga jam, sementara gumpalan asap hitam masih terlihat.

“Ini bencana dengan skala belum pernah terjadi,” kata juru bicara pemadam Eric Brocardi.

Minimal 25 rumah hancur dan lebih dari 2.500 rumah tangga kehilangan listrik. Otoritas menutup sejumlah jalan dan memperingatkan warga yang mengungsi pada Selasa malam agar belum kembali karena situasi masih berbahaya.

Presiden Emmanuel Macron lewat X menyatakan dukungan bagi petugas pemadam dan pejabat lokal, menegaskan semua sumber daya pemerintah dikerahkan. Ia mendesak warga mematuhi perintah evakuasi dan “berhati-hati ekstra”.

MEMBACA  Kemacetan Parah Melumpuhkan Pinggiran Kota Delhi Akibat Hujan Deras

Perdana Menteri François Bayrou rencananya akan mengunjungi lokasi pada Rabu (26/7).

Lucie Roesch, sekretaris jenderal wilayah Aude, menyebut petugas terus memantau perimeter api untuk mencegah perluasan. “Api bergerak di area dengan semua kondisi yang mendukung,” katanya.

Wilayah ini semakin rentan belakangan ini akibat curah hujan rendah dan hilangnya kebun anggur yang dulu berfungsi sebagai penghambat api alami.

Meski pesawat menjatuhkan bom air, Roesch memperingatkan bahwa api “akan memakan waktu beberapa hari untuk dipadamkan. Operasi jangka panjang.”

Gabungan curah hujan rendah, suhu tinggi, dan hilangnya kebun anggur—yang dulu jadi sekat alami—memperburuk kondisi kebakaran di Aude.

Para ilmuwan lama memperingatkan bahwa musim panas yang kering dan panas di Mediterania meningkatkan risiko kebakaran hebat. Menurut layanan darurat Prancis, hampir 15.000 hektare (57,9 mil persegi) terbakar musim ini dalam lebih dari 9.000 titik. Kebakaran di Aude menyumbang sebagian besar kerusakan.