Yahoo menggunakan kecerdasan buatan untuk menghasilkan ringkasan dari artikel ini. Ini berarti informasi mungkin tidak selalu sesuai dengan yang ada di artikel. Melaporkan kesalahan membantu kami meningkatkan pengalaman. Generate Key Takeaways. Hanya satu orang yang selamat dari kecelakaan pesawat di Sudan Selatan, yang menewaskan 20 pekerja minyak yang berada di dalamnya, kata pemerintah. Pesawat tersebut, yang menuju ke ibu kota, Juba, jatuh tiga menit setelah lepas landas dekat ladang minyak di Unity State pada pagi hari Rabu, kata Menteri Perminyakan Puot Kang Chol. Di antara korban adalah lima warga negara asing: dua orang Tiongkok, satu orang India, dan dua awak pesawat asal Uganda. 15 korban lainnya adalah semua warga negara Sudan Selatan. Penyebab kecelakaan belum ditentukan, tetapi pihak berwenang mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki. “Pikiran dan belasungkawa kami terhadap keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang ada di dalam pesawat selama masa yang sangat sulit ini,” kata Chol. Para pekerja minyak, yang semuanya laki-laki, bekerja untuk Perusahaan Greater Pioneer (GPOC) dan pesawat itu dioperasikan oleh Light Air Services Aviation Company. GPOC adalah usaha patungan yang melibatkan perusahaan minyak milik negara dari India, Tiongkok, Malaysia, dan Sudan Selatan. Ini seharusnya menjadi misi eksplorasi rutin. Infrastruktur penerbangan Sudan Selatan tidak terlalu berkembang dan negara itu memiliki catatan keselamatan yang buruk. Kecelakaan udara sering terjadi, dan sering disalahkan pada kelebihan muatan pesawat atau kondisi cuaca. Pada tahun 2021, lima orang tewas setelah pesawat kargo yang membawa bahan bakar untuk Program Pangan Dunia PBB (WFP) jatuh dekat Juba. Lebih banyak cerita Sudan Selatan dari BBC: [Getty Images/BBC]. Kunjungi BBCAfrica.com untuk berita lebih lanjut dari benua Afrika. Ikuti kami di Twitter @BBCAfrica, di Facebook di BBC Africa, atau di Instagram di bbcafrica. Podcast BBC Africa.