Husamettin Dogan merupakan satu-satunya terpidana yang mengajukan banding atas vonis pelecehan terhadap Pelicot, perempuan Prancis yang kasusnya menyita perhatian internasional.
Saksi-saksi telah memberi kesaksian bahwa terdakwa Husamettin Dogan “sadar sepenuhnya” bahwa Gisele Pelicot tertidur selama ia melancarkan aksinya, seiring dengan berlangsungnya bandingnya di pengadilan Prancis di kota Nimes, selatan Prancis.
Dogan, seorang pekerja konstruksi berusia 44 tahun, adalah satu dari 50 pria yang dihukum karena melakukan pelecehan seksual terhadap Pelicot dalam sebuah putusan bersejarah pada Desember lalu.
Rekomendasi Cerita
list of 3 items
end of list
Akan tetapi, ia kemudian berupaya membatalkan vonisnya, dengan klaim bahwa dirinya bukanlah “pemerkosa” dan bersikeras bahwa ia mengira sedang berpartisipasi dalam aktivitas seksual yang sukarela.
Dia adalah satu-satunya terpidana dari kasus tersebut yang mengajukan banding. Ia telah dijatuhi hukuman penjara selama sembilan tahun, lebih rendah dari tuntutan awal jaksa yang menginginkan 12 tahun.
Hari Selasa menandai hari kedua persidangan bandingnya, dimana jaksa menghadirkan bukti-bukti yang bertentangan dengan klaimnya.
Saksi-saksi meliputi mantan suami Pelicot, Dominique Pelicot, yang sebelumnya menerima hukuman penjara 20 tahun, hukuman maksimal, karena merencanakan serangan-serangan tersebut di rumah mantan pasangan ini di Mazan.
Selama persidangan tahun lalu, Dominique Pelicot mengakui bahwa, selama lebih dari satu dekade, ia membius istrinya—yang telah menikah dengannya selama 50 tahun—agar dirinya dan orang-orang asing yang direkrutnya secara daring dapat menyiksanya. Ia juga merekam serangan-serangan tersebut, yang melibatkan setidaknya 50 pria.
Dalam sidang hari Selasa, ia membantah telah memaksa atau menyesatkan Dogan. “Saya tidak pernah memaksa siapapun,” katanya. “Mereka tidak pernah membutuhkan saya.”
Ia juga membantah pernyataan Dogan bahwa undangannya adalah untuk berpartisipasi dalam sebuah permainan seksual. “Saya tidak pernah mengatakan itu,” ujarnya.
“Saya tidak berkepentingan untuk membicarakan keburukan siapapun, kecuali untuk menyampaikan kebenaran,” tambah Dominique Pelicot.
p>Dogan mengunjungi rumah pasangan tersebut pada 28 Juni 2019, dimana ia dituduh menyerang Gisele Pelicot selama lebih dari tiga jam. Namun, Dogan menyatakan bahwa ia baru menyadari ada yang tidak beres ketika mendengar perempuan itu mendengkur.
Penyidik Jeremie Bosse-Platiere juga memberikan kesaksian pada hari Selasa. Ia mengutip rekaman video dari serangan terhadap Gisele Pelicot untuk menegaskan bahwa Dogan sepenuhnya sadar Gisele tidak memberikan persetujuannya.
“Siapapun yang melihat video akan segera memahami hal ini,” kata Bosse-Platiere.
Komisaris polisi tersebut menggambarkan sebuah video dimana Gisele Pelicot terlihat bergerak sedikit, menyebabkan Dogan segera menarik diri.
“Kami paham bahwa dia khawatir korbannya akan terbangun dan membeku dalam posisi menunggu,” ujar Bosse-Platiere.
“Setelah 30 detik, melihat bahwa itu adalah refleks akibat rasa sakit atau ketidaknyamanan, dia memasukkan kembali penisnya ke dalam vaginanya.”
Penyidik menemukan total 107 foto dan 14 video dari malam ketika Dogan mengunjungi rumah pasangan tersebut di kota Mazan, Prancis selatan.
Gisele Pelicot sendiri dijadwalkan akan memberikan kesaksian pada Rabu pagi, dengan putusan diharapkan keluar pada hari yang sama atau Kamis.
Keputusannya untuk melepas hak anonimitasnya selama persidangan awal diapresiasi sebagai langkah berani untuk transparansi, meningkatkan kesadaran tentang prevalensi kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga di Prancis dan di seluruh dunia.
Ia juga menghadiri persidangan secara langsung dan berhadapan dengan para pelakunya di pengadilan. Ia dinobatkan sebagai kesatria Legiun Kehormatan, penghargaan sipil tertinggi Prancis, pada bulan Juli.
Kasusnya telah menghasilkan dorongan yang lebih besar untuk mereformasi hukum Prancis tentang pemerkosaan dan kekerasan seksual.
Anggota legislatif di Majelis Nasional dan Senat Prancis telah mendorong pembaruan definisi pemerkosaan dalam kitab hukum pidana negara mereka, untuk memasukkan referensi yang jelas tentang pentingnya persetujuan. RUU final diperkirakan akan disahkan dalam bulan-bulan mendatang.