Saham Crocs Anjlok saat Konsumen AS Mengurangi Pengeluaran

Saham perusahaan alas kaki Amerika, Crocs, anjlok hampir 30% setelah memperingatkan penurunan penjualan karena konsumen AS menghemat pengeluaran.

Produsen sepatu karet itu memperkirakan pendapatan untuk tiga bulan hingga akhir Agustus akan turun sekitar 10% dibandingkan tahun lalu, menyatakan bahwa sebagian pembeli tidak lagi mengunjungi toko Crocs.

"Kami melihat konsumen AS berhati-hati dalam pengeluaran diskresioner," ujar CEO Andrew Rees.

Harga saham perusahaan kini berada di level terendah dalam hampir tiga tahun setelah mengalami penurunan terbesar dalam satu hari selama 15 tahun terakhir.

Crocs memperingatkan paruh kedua tahun ini akan "mengkhawatirkan" akibat tingginya biaya hidup dan potensi dampak kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump.

CFO Susan Healy mengatakan Crocs akan menanggung kerugian $40 juta (£29,8 juta) hingga akhir 2025 karena tarif.

"Kami yakin bisa memitigasi dampak tarif dalam jangka menengah, melalui efisiensi rantai pasokan," kata Rees.

Perusahaan juga mencatat "banyak bukti" bahwa sebagian pelanggan kini "sangat berhati-hati" dalam berbelanja.

"Mereka tidak membeli, bahkan tidak datang ke toko, dan lalu lintas menurun," jelasnya.

Crocs akan mengurangi diskon produk, meski hal ini bisa berpengaruh pada penjualan.

Menjelang Piala Dunia 2026 di AS, Meksiko, dan Kanada serta Olimpiade LA 2028, Rees menyebut konsumen "beralih kembali ke produk atletik."

Pernyataan ini muncul setelah Crocs melaporkan pendapatan kuartal II sebesar $1,1 miliar, naik 3% dari tahun sebelumnya.

Perusahaan juga menguasai merek alas kaki kasual HEYDUDE setelah akuisisi senilai $2,5 miliar pada akhir 2021.

MEMBACA  Israel Mengatakan Sedang Berusaha 'Membanjiri' Gaza dengan Bantuan