Rusia Siap untuk Pembicaraan dengan Ukraina di Turki, Kemajuan Akan ‘Sulit’ | Berita Perang Rusia-Ukraina

Delegasi Rusia Menuju Istanbul untuk Pembicaraan Damai dengan Ukraina

Jurubicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengkonfirmasi bahwa delegasi Rusia sedang menuju Istanbul untuk pembicaraan damai terbaru dengan pihak Ukraina. Peskov mengatakan negosiasi ini akan "sangat sulit".

Sumber diplomatik Ukraina menyatakan kepada Reuters bahwa delegasi Ukraina telah tiba di Ankara pada Rabu untuk pertemuan bilateral dengan pejabat Turki sebelum pembicaraan dengan Rusia di Istanbul nanti. Sumber itu menambahkan bahwa Kyiv siap mengambil langkah signifikan menuju perdamaian dan gencatan senjata penuh.

Pembicaraan ini, yang merupakan pertemuan ketiga dalam beberapa bulan terakhir, akan digelar di kota Turki pada Rabu malam, jelas Peskov. Pertemuan yang diusulkan oleh Ukraina pekan lalu di tengah tekanan Amerika Serikat untuk mencapai gencatan senjata ini menjadi pertemuan pertama kedua pihak dalam lebih dari tujuh minggu. Namun, harapan akan terobosan besar tidak tinggi.

"Tidak ada yang mengharapkan jalan mudah," kata Peskov.

Pertemuan sebelumnya telah menghasilkan serangkaian pertukaran tawanan perang dan jenazah prajurit. Namun, upaya itu gagal menghasilkan gencatan senjata karena negosiator Rusia menolak mencabut tuntutan keras yang tidak dapat diterima Ukraina, termasuk menyerahkan empat wilayah Ukraina yang diklaim Rusia serta menolak dukungan militer Barat.

Tak Ada Harapan "Terobosan Ajaib"

Peskov menyatakan pembicaraan akan membahas posisi yang tercantum dalam draf memorandum dari kedua pihak, serta pertukaran tawanan. Sebelumnya, dia mengatakan tidak ada alasan "untuk berharap terobosan ajaib" dan hasil semacam itu "sangat tidak mungkin".

Rustem Umerov, mantan menteri pertahanan dan sekretaris Dewan Keamanan Nasional Ukraina, akan memimpin delegasi Kyiv. Sementara delegasi Rusia kembali dipimpin oleh penasihat presiden dan mantan menteri kebudayaan, Vladimir Medinsky.

MEMBACA  Mengapa banyak pemilih Arab di Michigan beralih ke Trump menjelang pemilihan AS | Berita Pemilihan AS 2024

Ukraina sebelumnya mengeluh bahwa Medinsky bukan pengambil keputusan sebenarnya, menuduh Rusia mengirim pejabat yang tidak memiliki kewenangan untuk mengakhiri konflik.

Zelenskyy Ungkap Ambisi Sederhana

Dalam pernyataan di platform X, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menggarisbawahi tujuan negosiasi, yang tidak mencakup pembahasan kesepakatan gencatan senjata rinci, melainkan mengatur pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mungkin mengakhiri perang.

Dia mengatakan Ukraina ingin "memastikan pembebasan tawanan dan pengembalian anak-anak yang diculik, menghentikan pembunuhan, serta mempersiapkan pertemuan pemimpin untuk benar-benar mengakhiri perang ini".

"Posisi kami sepenuhnya transparan," tegasnya. "Ukraina tidak pernah menginginkan perang ini, dan Rusia yang harus mengakhirinya."

Zelenskyy juga menyatakan bahwa kerja sama sedang dilakukan untuk mempersiapkan pertukaran tawanan seperti yang disepakati dalam pembicaraan sebelumnya.

"Mempertahankan Dialog"

Jurnalis Al Jazeera Rory Challands melaporkan dari Kyiv bahwa tak ada harapan pembicaraan ini akan "sangat produktif".

"Mereka kemungkinan besar akan mengulang topik pertemuan sebelumnya, yaitu memfasilitasi pertukaran tawanan dan pengembalian jenazah prajurit," ujarnya.

Kyiv juga ingin membahas pengembalian anak-anak yang dibawa dari wilayah pendudukan oleh Rusia. Namun, tak ada ekspektasi akan terobosan besar menuju perdamaian.

"Ini lebih tentang mempertahankan dialog dan memastikan ada kemajuan di bidang-bidang mendasar," jelasnya.

Pertumpahan Darah Terus Berlanjut

Pembicaraan ini berlangsung di tengah serangan berdarah Rusia terhadap Ukraina. Pasukan Rusia terus berupaya menerobos garis depan sepanjang 1.000 km di timur dan timur laut.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menguasai pemukiman Varachyne di wilayah Sumy, sekitar 6 km dari perbatasan. Putin sebelumnya menyatakan niatnya membuat "zona penyangga" di wilayah Sumy dengan menguasai area perbatasan Ukraina.

Sementara itu, serangan Rusia di Kherson menewaskan seorang wanita berusia 66 tahun dan melukai tiga orang, termasuk dua anak berusia 13 tahun. Angkatan Udara Ukraina melaporkan 71 drone dan umpan diluncurkan Moskow, dengan 45 di antaranya berhasil ditembak jatuh.

MEMBACA  Friedrich Merz mempertimbangkan menggunakan parlemen yang baru untuk melonggarkan rem darurat utang