Lebih dari 70.000 orang diperintahkan meninggalkan rumah mereka seiring peringatan para peramal cuaca akan hujan deras, angin kencang, dan badai.
Diterbitkan pada 3 Nov 2025
Ribuan orang telah diperintahkan untuk mengungsi dari wilayah pesisir di Filipina bagian timur menyongsong perkiraan badai Kalmaegi yang akan melanda.
Para peramal telah memperingatkan akan hujan lebat, gelombang badai setinggi hingga 3 meter, serta hembusan angin hingga 150 km/jam seiring pusat badai yang diperkirakan mencapai daratan pada hari Senin.
Lebih dari 70.000 orang di kota-kota pesisir Guiuan dan Salcedo di Pulau Samar serta Mercedes di provinsi Camarines Norte diperintahkan pindah ke pusat evakuasi atau bangunan yang telah tersertifikasi cukup kokoh untuk menahan dampak topan. Otoritas juga melarang para nelayan melaut di wilayah timur-tengah.
Badai ini diprediksi akan melanda di Guiuan atau kotamadya sekitarnya.
Guiuan bukanlah asing dengan topan. Kota ini pernah terkena dampak parah pada November 2013 ketika salah satu siklon tropis terkuat dalam catatan menghantam Filipina. Badai itu mengakibatkan lebih dari 7.300 orang tewas atau hilang serta menggusur lebih dari empat juta jiwa.
Perubahan iklim akibat manusia
Kalmaegi diperkirakan bergerak ke arah barat semalam sebelum menghantam provinsi-provinsi pulau tengah pada hari Selasa. Ini termasuk Cebu, yang masih dalam proses pemulihan dari gempa bermagnitudo 6,9 pada bulan September.
Filipina dilanda sekitar 20 topan dan badai setiap tahunnya, dan para ilmuwan memperingatkan bahwa badai-badai ini semakin kuat akibat perubahan iklim yang didorong oleh aktivitas manusia.
Kepulauan ini dilanda dua badai besar pada bulan September, termasuk Topan Super Ragasa, yang menumbangkan pohon, merobek atap bangunan, dan menewaskan 14 orang di Taiwan tetangga.
Filipina juga secara rutin diguncang gempa bumi dan memiliki lebih dari belasan gunung berapi aktif, menjadikannya salah satu negara paling rawan bencana di dunia.