Ribuan Ubur-Ubur Memaksa Penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Prancis | Berita Energi Nuklir

Para ilmuwan mengatakan bahwa pemanasan air di Laut Utara akibat perubahan iklim menciptakan kondisi yang memungkinkan ubur-ubur berkembang biak dan berreproduksi dengan pesat.

Empat reaktor di salah satu pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Prancis terpaksa dimatikan akibat serangan ubur-ubur di stasiun pompa air, menurut kelompok energi Prancis Electricité de France (EDF). Tiga reaktor otomatis padam pada Minggu malam di Gravelines, di tepi Selat Inggris, diikuti reaktor keempat dini hari Senin. EDF menegaskan bahwa keamanan pembangkit, pekerja, dan lingkungan tidak terancam.

“Pemadaman ini terjadi akibat kehadiran ubur-ubur dalam jumlah besar dan tidak terduga di drum filter stasiun pompa,” jelas EDF dalam pernyataan resmi.

Pembangkit di Prancis utara ini termasuk yang terbesar di negara itu dan didinginkan melalui kanal yang terhubung ke Laut Utara. Tim sedang melakukan inspeksi untuk memulai ulang operasi “dengan keamanan penuh”, sementara reaktor yang padam diperkirakan akan beroperasi kembali pada Kamis.

Pantai-pantai di sekitar Gravelines, antara kota besar Dunkirk dan Calais, belakangan ini semakin banyak dihiasi ubur-ubur akibat air yang memanas dan masuknya spesies invasif.

Ubur-ubur menghambat operasi nuklir

The Bulletin of the Atomic Scientists menulis pada 2021 bahwa serangan ubur-ubur yang melumpuhkan pembangkit nuklir “bukan hal baru atau tidak dikenal”, dan pemaksaan penutupan ini menimbulkan kerugian ekonomi signifikan.

Para ilmuwan kini mencari cara mencegah gangguan akibat ubur-ubur, termasuk menggunakan drone untuk memetakan pergerakan mereka agar bisa dilakukan intervensi dini.

“Ubur-ubur berkembang biak lebih cepat saat air lebih hangat. Karena wilayah seperti Laut Utara semakin panas, jendela reproduksi mereka semakin lebar,” kata Derek Wright, konsultan biologi kelautan dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration, kepada Reuters.

MEMBACA  Prancis kembali ke era pascaperangnya yang tidak terkendali

“Mereka juga bisa menumpang kapal tanker, masuk ke tangki pemberat di satu pelabuhan, lalu dibuang ke perairan di belahan dunia lain,” tambahnya.

Salah satu spesies invasif, Asian Moon jellyfish (asli Pasifik Barat Laut), pertama kali terlihat di Laut Utara pada 2020. Spesies ini, yang menyukai perairan tenang dengan plankton hewan tinggi—seperti di pelabuhan dan kanal—pernah menyebabkan masalah serupa di pembangkit nuklir China, Jepang, dan India.

EDF menyatakan belum mengetahui spesies ubur-ubur yang terlibat, tapi insiden serupa “cukup langka”—terakhir terjadi pada 1990-an.

Beberapa negara lain juga pernah mengalami pemadaman akibat ubur-ubur, seperti penutupan tiga hari di Swedia (2013) dan insiden di Jepang (1999) yang mengakibatkan penurunan daya drastis.

Ancaman jangka panjang

Para ahli menyebut penangkapan berlebihan, polusi plastik, dan perubahan iklim sebagai faktor yang mempercepat pertumbuhan populasi ubur-ubur. Namun, EDF memastikan tak ada risiko kekurangan pasokan listrik karena sumber energi lain, termasuk tenaga surya, tetap beroperasi.

(Gambar: Ubur-ubur terdampar di dekat PLTN Gravelines, Prancis utara, 12 Agustus 2025 [Sameer Al-Doumy/AFP])