Beberapa ribu orang berkumpul di Dusseldorf pada hari Sabtu untuk sebuah demonstrasi guna menarik perhatian terhadap penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza yang dilanda perang.
Kepolisian di kota di Jerman barat itu memberangkatkan kontingen petugas yang besar, namun seorang juru bicara menyatakan pada sore harinya bahwa acara tersebut berlangsung dengan damai.
Rute arak-arakan berjalan dari stasiun kereta api utama menelusuri pusat kota. Sebagian peserta tiba di Dusseldorf dengan bus dari berbagai daerah lain di Jerman.
Demonstrasi yang diorganisir oleh sebuah aliansi aksi ini digelar dengan slogan: “Kami tak akan melupakan Gaza – Kebebasan bagi Palestina dan seluruh bangsa yang tertindas.”
Puluhan ribu orang juga diantisipasi untuk berpartisipasi dalam sebuah protes besar di Berlin menentang operasi militer Israel di Jalur Gaza, yang kini mendekati tahun ketiganya.
Konflik Gaza bermula pada 7 Oktober 2023 dengan serangan besar-besaran oleh Hamas dan kelompok militan lainnya terhadap Israel selatan, yang mengakibatkan sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 250 diculik serta dibawa ke Gaza.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, yang dikendalikan oleh Hamas, lebih dari 65.500 warga Palestina telah tewas. Angka tersebut tidak membedakan antara sipil dan kombatan.
Sebuah penyelidikan independen Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diumumkan bulan ini menyatakan telah menemukan bahwa Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza. Badan-badan PBB juga menyatakan bahwa banyak penduduk Gaza mengalami kelaparan.
Pemerintah Israel dengan tegas menolak tuduhan genosida, dengan menyatakan bahwa mereka melakukan perang atas dasar pembelaan diri dan sesuai dengan hukum internasional.
Pemerintah Israel juga menyebutkan bahwa pasokan makanan yang memadai telah dimasukkan ke Jalur Gaza dan menuduh militan Hamas mengalihkan bantuan kemanusiaan.
Para pengendara motor memimpin demonstrasi pro-Palestina di Duesseldorf menentang perang di Gaza. Henning Kaiser/dpa