Ribuan Orang Berdemo Menuntut Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra Mundur

Ribuan Demonstran Berkumpul di Bangkok, Tuntut Pengunduran Diri PM Paetongtarn

Ribuan demonstran telah berkumpul di ibu kota Thailand, Bangkok, menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra setelah pembicaraan teleponnya dengan mantan pemimpin Kamboja, Hun Sen, bocor ke publik.

Dalam percakapan tersebut, Paetongtarn menyapa Hun Sen sebagai "paman" dan menyebut seorang komandan militer Thailand yang menangani sengketa perbatasan baru-baru ini "hanya ingin terlihat keren dan bicara hal yang tak berguna".

Hal ini memicu kemarahan publik dan membuat salah satu mitra utama koalisi pemerintahannya mengundurkan diri. Paetongtarn meminta maaf, namun membela percakapan itu sebagai "teknik negosiasi".

Sebelum berangkat mengunjungi Thailand utara yang dilanda banjir, Paetongtarn mengatakan kepada wartawan bahwa rakyat memiliki "hak untuk berdemo, asalkan damai".

Unjuk rasa pada Sabtu lalu merupakan yang terbesar sejak Partai Pheu Thai berkuasa pada 2023.

Ribuan orang nekat menghadapi hujan muson dan memblokir jalan di Monumen Kemenangan, Bangkok, sambil mengibarkan bendera Thailand serta membawa poster bertuliskan, "PM adalah musuh negara".

Pemimpin protes, Parnthep Pourpongpan, menyatakan perdana menteri "harus mengundurkan diri karena dia adalah masalah".

Seri Sawangmue, 70 tahun, rela melakukan perjalanan semalaman dengan bus dari wilayah utara Thailand untuk bergabung dalam aksi.

Dia mengatakan kepada AFP bahwa dirinya hadir "untuk melindungi kedaulatan Thailand dan menyatakan bahwa PM tidak layak".

"Aku telah hidup melalui banyak krisis politik dan aku tahu ke mana arah ini," tambahnya.

Paetongtarn mengatakan tidak akan lagi melakukan panggilan dengan mantan pemimpin Kamboja itu. Namun, Parnthep menyebut banyak rakyat Thailand merasa dia dan ayahnya yang berpengaruh sedang dimanipulasi oleh Hun Sen.

Hubungan Keluarga Shinawatra dan Hun Sen

MEMBACA  Indonesia dan Thailand Membahas Kolaborasi Baru untuk Memperkuat Hubungan Bilateral

Paetongtarn, 38 tahun, adalah putri Thaksin Shinawatra, mantan PM yang digulingkan dan kembali ke Thailand pada Agustus lalu setelah 15 tahun di pengasingan. Ia baru menjabat selama 10 bulan dan merupakan perdana menteri perempuan kedua di Thailand, setelah bibinya, Yingluck Shinawatra.

Para demonstran menuntut berakhirnya kepemimpinan keluarga Shinawatra.

Aksi ini diorganisir oleh United Force of the Land, aliansi aktivis nasionalis yang telah memprotes pemerintahan pimpinan Shinawatra selama lebih dari dua dekade.

Dalam pernyataan yang dibacakan kepada massa, kelompok ini menyebut cabang eksekutif dan parlemen tidak bekerja "demi kepentingan demokrasi dan monarki konstitusional".

Selain bendera dan poster, para pengunjuk rasa membawa payung untuk melindungi diri dari hujan. Saat hujan berhenti, pelangi muncul di atas Monumen Kemenangan.

Keputusan Pengadilan dan Latar Belakang Konflik

Pada Selasa mendatang, Mahkamah Konstitusi akan memutuskan apakah menerima petisi dari senator yang ingin mencopot Paetongtarn atas tuduhan tidak profesional terkait panggilan dengan Hun Sen.

Hun Sen mengaku membagikan rekaman itu kepada 80 politisi, dan salah satunya membocorkannya. Ia kemudian mengunggah seluruh rekaman 17 menit itu di Facebook.

Panggilan tersebut terkait sengketa Kamboja-Thailand baru-baru ini, di mana ketegangan memuncak pada Mei setelah seorang prajurit Kamboja tewas dalam bentrokan perbatasan, merenggangkan hubungan kedua negara ke titik terendah dalam lebih dari satu dekade.

Namun, konflik antar kedua negara sudah berlangsung lebih dari seabad, sejak perbatasan ditetapkan setelah pendudukan Prancis di Kamboja.

Keduanya saling memberlakukan pembatasan perbatasan, sementara Kamboja melarang impor dari Thailand, mulai dari makanan hingga listrik, internet, serta drama televisi dan film Thailand.

Meski hubungan kedua negara tegang, persahabatan keluarga Shinawatra dengan keluarga Hun sudah terjalin puluhan tahun. Hun Sen dan ayah Paetongtarn bahkan saling menyebut sebagai "saudara angkat".

MEMBACA  Apakah Amerika Serikat memiliki rencana untuk Ukraina selain kebuntuan? | Perang Rusia-Ukraina