Sofia Bettiza
BBC News, Roma
Getty Images
Orang Italia merespons dengan kemarahan setelah situs kuliner Inggris Good Food mempublikasikan resep hidangan tradisional Roma yang tidak mencantumkan bahan asli dengan benar dan terkesan meremehkannya sebagai makanan cepat saji.
Pasta cacio e pepe adalah hidangan khas Roma yang sangat dicintai, terkenal karena kesederhanaannya namun menantang untuk dibuat—sehingga deskripsi Good Food yang menyebutnya sebagai hidangan yang bisa "disajikan cepat untuk makan siang" membuat banyak orang kesal.
Resep tersebut mencantumkan empat bahan—spaghetti, lada hitam, parmesan, dan mentega—bahkan menyarankan krim sebagai opsi, padahal seharusnya hanya tiga: spaghetti, lada hitam, dan keju pecorino.
Kemarahan ini begitu besar hingga asosiasi restoran di Italia melaporkan masalah ini ke Kedutaan Inggris di Roma.
Fiepet Confesercenti menyatakan "terkejut" melihat resep tersebut di situs kuliner Inggris terkemuka, yang sebelumnya dimiliki BBC hingga 2024. Presidennya, Claudio Pica, mengatakan surat protes telah dikirim ke Immediate Media (pemilik situs) dan Duta Besar Inggris Edward Llewellyn.
Pica berkata, "Hidangan ikonik dari Roma dan wilayah Lazio ini sudah jadi bagian penting kuliner Italia selama bertahun-tahun, bahkan direplikasi hingga luar negeri."
Ia menyesal harus membantah situs Inggris itu tetapi menegaskan, "Resep asli cacio e pepe tidak menggunakan parmesan atau mentega. Hanya tiga bahan: pasta, lada, dan pecorino."
Kontroversi ini banyak diberitakan media Italia, dengan seorang jurnalis RAI mengatakan, "Kami selalu dikatakan tidak sebagus BBC… lalu mereka melakukan ini. Kesalahan fatal. Saran menambahkan krim membuat merinding."
Merek Good Food sebelumnya dimiliki BBC Studios hingga 2018 sebelum dijual ke Immediate Media Co, dengan awalan BBC dihapus tahun lalu.
"Ini mengerikan!" kata pemilik restoran pasta Giorgio Erami.
Meski beberapa koki mungkin bereksperimen, masalah utamanya adalah situs tersebut menyesatkan pembaca dengan menyajikan versinya sebagai resep asli.
Orang Italia sering menertawakan interpretasi asing terhadap resep mereka, tapi kemarahan kali ini lebih mendalam: soal mengubah tradisi.
Maurizio dan Loredana mengelola hotel di pusat Roma—turun-temurun selama empat generasi.
"Boleh saja buat variasi, tapi jangan gunakan nama asli Italia," tegas Maurizio. "Jangan bilang itu cacio e pepe kalau pakai mentega, minyak, atau krim. Itu jadi hidangan lain."
Ia menambahkan, "Berikanlah yang menjadi hak Kaisar kepada Kaisar!"
Giorgio Eramo menjalankan restoran pasta segar dekat Lapangan Santo Petrus, menyajikan cacio e pepe dan hidangan tradisional lain.
"Ini mengerikan. Itu bukan cacio e pepe… Yang Good Food publikasikan—dengan mentega dan parmesan—itu namanya pasta Alfredo. Jenis pasta berbeda," ujarnya.
Di daftar menu restorannya, ia menawarkan cacio e pepe dengan jeruk nipis—sebagai variasi. Tapi itu tak masalah.
"Ini beda, untuk musim panas, agar pasta lebih segar. Tidak mengganggu tradisi. Tidak seperti krim atau mentega. Jeruk nipis hanya sedikit sentuhan."
Eleonora mengatakan orang Italia kesal karena banyak tradisi mereka berbasis makanan.
Nicola, pemilik toko sandwich dekat Vatikan, khususnya menentang penggunaan krim.
"Cacio e pepe tidak pakai krim; krim untuk makanan penutup. Astaga! Siapa pun yang pakai krim tidak paham masak."
Orang Italia sering marah saat resep mereka diubah—seperti pizza dengan nanas, cappuccino setelah tengah hari, atau carbonara dengan krim.
Eleonora, pekerja kafe sibuk di Roma, merasa mungkin tak perlu marah, tapi paham alasannya.
"Tradisi kami berlandaskan makanan. Kalau satu-satunya hal yang kami punya disentuh… itu bisa buat kami sedih."
Pemilik Good Food, Immediate Media, telah dihubungi untuk meminta komentar.