Provinsi Sumatera Utara dan Aceh di Indonesia telah terlibat dalam sengketa atas penguasaan empat pulau, namun video yang beredar online tidak menunjukkan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan tanggapan terkait isu tersebut. Klip tersebut merupakan cuplikan dari pidatonya pada 2023 dalam peringatan 19 tahun tsunami mematikan di Samudra Hindia, dan ia sama sekali tidak menyebutkan pulau-pulau yang diperebutkan.
“Pesan SBY sangat jelas: langsung saja, jangan ganggu Aceh dan kembalikan empat pulau itu kepada pemilik aslinya,” tulis sebuah unggahan berbahasa Indonesia di X yang dibagikan pada 15 Juni 2025.
Unggahan itu menyertakan video Yudhoyono, yang juga dikenal sebagai SBY, sosok yang berperan dalam menandatangani perjanjian damai dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) saat masa kepresidenannya pada 2005, mengakhiri puluhan tahun kekerasan di provinsi tersebut.
“Para pemimpin Indonesia yang menjalankan mandat, termasuk Bapak Prabowo Subianto, dari semua ini, lakukan apa yang seharusnya kau lakukan untuk Indonesia tercinta, untuk Aceh yang kita cintai,” ujarnya dalam klip tersebut.
“Damai di Aceh tidak datang tiba-tiba. Butuh proses panjang naik-turun.”
Unggahan menyesatkan ini merujuk pada sengketa selama satu dekade atas empat pulau—Panjang, Lipan, Mangkir Gadang, dan Mangkir Ketek—antara Sumatera Utara dan Aceh.
Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengumumkan pada 17 Juni bahwa pulau-pulau tersebut akan dikembalikan di bawah kendali Aceh (tautan arsip).
Klip palsu itu juga tersebar di TikTok, ditonton lebih dari 300.000 kali, dan viral di Facebook.
Namun, pencarian gambar terbalik menggunakan bingkai kunci menemukan bahwa stasiun TV Kompas mengunggah video yang sama di YouTube berjudul “Lengkap, Pidato SBY dalam Peringatan 19 Tahun Tsunami Aceh” pada 26 Desember 2023 (tautan arsip).
Cuplikan dalam unggahan palsu diambil dari bagian markah 10:12 hingga 11:21.
SBY menyampaikan pidato tersebut dalam acara peringatan 19 tahun tsunami 2004 yang menewaskan lebih dari 220.000 orang di berbagai negara sekitar Samudra Hindia.
“Saya ingin menekankan makna mendalam mengapa kita memperingatinya. Orang bilang, untuk melangkah maju, menyembuhkan adalah mengingat,” katanya, sebelum melanjutkan dengan pernyataan yang dikutip secara keliru dalam klip tersebut.
Hingga 23 Juni, SBY belum menyampaikan pernyataan publik terkait sengketa pulau tersebut.