Ratusan reservis dan mantan perwira di Angkatan Udara Israel menandatangani surat pada hari Kamis mendesak pemerintah Israel untuk setuju dengan kesepakatan dengan Hamas untuk mengembalikan sandera ke Israel, bahkan dengan harga menghentikan perang di Gaza. Surat tersebut, ditandatangani oleh sekitar seribu orang, termasuk mantan kepala staf dan mantan pemimpin militer senior lainnya, menunjukkan perpecahan yang semakin membesar di militer Israel dalam penanganan perang tersebut. Angkatan udara telah menjadi bagian kunci dari upaya Israel di Gaza, melakukan serangan udara yang telah meratakan sebagian besar enklaf tersebut dan meninggalkan ribuan orang tewas. Rayuan itu langsung mendapat kecaman dari kantor perdana menteri Israel, yang mengatakan bahwa “pernyataan yang melemahkan Pasukan Pertahanan Israel dan memperkuat musuh kita selama perang” adalah “tidak termaafkan.” Militer Israel mengatakan telah memutuskan untuk memecat reservis yang menandatangani surat tersebut. Tidak jelas berapa banyak yang menandatangani surat tersebut yang masih dalam dinas aktif, apakah militer sudah menghentikan layanan mereka, dan apa dampak pastinya terhadap operasi militer. Surat tersebut adalah kritik yang sangat besar dari anggota angkatan udara tentang cara perang dijalankan. Namun, cabang militer ini, khususnya, sebelumnya telah menjadi suara oposisi yang mencolok terhadap pemerintah. Pilot-pilot angkatan udara mengancam akan berhenti bertugas dalam protes nasional pada tahun 2023 terhadap upaya pemerintah yang sangat memecah belah untuk mengurangi kekuatan lembaga yang bertindak sebagai pengecekan terhadap pemerintah, termasuk Mahkamah Agung. Kampanye itu dihentikan setelah serangan Hamas pada Israel pada Oktober 2023, tetapi bulan lalu pemerintah kembali ke upaya tersebut, mengesahkan undang-undang yang memberi politikus lebih banyak kendali dalam memilih hakim. Surat pada hari Kamis mengklaim bahwa melanjutkan perang akan mengakibatkan kematian sandera dan berargumen bahwa ini didorong oleh kepentingan politik daripada keamanan. “Hentikan pertempuran dan kembalikan semua sandera – sekarang!” tulisnya. “Setiap hari yang berlalu membahayakan nyawa mereka.” Para kritikus Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah menuduhnya lebih memprioritaskan kelangsungan politiknya daripada mengembalikan sandera. Mitra koalisi kanan jauh Mr. Netanyahu telah mengancam akan meninggalkan koalisi jika dia mengakhiri perang tanpa mengalahkan Hamas. Mayor Jenderal Nimrod Sheffer, mantan perwira senior angkatan udara, mengatakan dia menandatangani surat tersebut karena merasa sandera di Gaza semakin rentan. Pemerintah Israel mengatakan percaya 24 dari 59 sandera yang tersisa masih hidup. “Tidak etis untuk meninggalkan 59 sandera di Gaza,” kata Jenderal Sheffer dalam wawancara telepon. “Seseorang harus mengatakan dengan keras dan jelas bahwa mereka perlu pulang,” tambahnya. “Kita tidak bisa tetap diam lagi.”
