Tiga orang pemrotes Haredi ditahan di Bnei Brak, sementara para demonstran di Yerusalem memblokir jalan utama dan rel trem ringan, dengan melempari batu ke kendaraan yang melintas, dikonfirmasi oleh Polisi Israel.
Rabi senior Dov Landau memberikan persetujuannya bagi anggota komunitasnya untuk menggelar unjuk rasa besar-besaran pada hari Minggu mendatang, menurut pemberitaan media Haredi pada Rabu malam.
Hal ini berlanjut dari aksi para aktivis dari komunitas Haredi (ultra-Ortodoks) yang mengadakan protes di Yerusalem, Bnei Brak, dan Beit Shemesh untuk mengecam penangkapan warga Haredi yang berupaya menghindar dari wajib militer IDF.
Aktivis Haredi memblokir trem ringan dan sebuah jalan utama di Yerusalem, melempari batu ke kendaraan yang lewat untuk menentang penangkapan para pembangkang wajib militer, 22 Oktober 2025. (kredit: ISRAEL POLICE)
Sekitar pukul 20.00, petugas kepolisian mengonfirmasi bahwa unjuk rasa pecah di kawasan Haredi di Yerusalem utara, termasuk Jalan Haim Bar-Lev, serta di Jalan Nahar Hayarden di Beit Shemesh.
Juru bicara polisi membagikan rekaman video yang menunjukkan aktivis Haredi menghalangi kendaraan dan rel trem ringan di sepanjang Jalan Haim Bar-Lev, termasuk aksi melempari kendaraan yang melintas.
Polisi Israel menegaskan bahwa “demonstrasi ilegal” bermula di Jalan Raya 4 dekat Bnei Brak sekitar pukul 18.00, yang mengakibatkan pengalihan lalu lintas.
Tiga orang demonstran ditahan di Bnei Brak karena menghadang jalan, menghina dan bentrok dengan petugas polisi, serta menghalangi kendaraan yang membahayakan jiwa, menurut konfirmasi polisi.
Para pemrotes Haredi bentrok dengan Polisi Israel di Bnei Brak, 22 Oktober 2025. (kredit: ISRAEL POLICE)
Para demonstran di Bnei Brak juga berupaya membakar api di TKP, tambah polisi. Rekaman video yang dibagikan polisi tampak menunjukkan warga Haredi memanggil petugas polisi dengan sebutan “Nazi.”