Getty Images
Tiphaine Auzière merupakan salah satu dari tiga anak Brigitte Macron
Putri Brigitte Macron memberi kesaksian di pengadilan Paris bahwa perundungan siber yang seksis telah berdampak negatif pada kesehatan dan kondisi hidup ibunya.
Tiphaine Auzière, 41 tahun, adalah anak tiri dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Ia naik ke podium pada hari kedua sekaligus terakhir persidangan terhadap 10 orang yang dituduh menyebarkan klaim tak berdasar mengenai gender dan seksualitas Brigitte Macron.
Nyonya Macron, 72 tahun, telah lama menjadi sasaran teori konspirasi yang menyatakan bahwa beliau adalah seorang wanita transgender.
“Penting untuk hadir di sini guna menyampaikan dampak yang dialami ibu saya. Saya ingin menggambarkan bagaimana kehidupannya sejak menjadi sasaran serangan-serangan ini,” ujar Ms Auzière.
Ia menambahkan, ia melihat perubahan dan “kemerosotan” dalam kesehatan ibunya sejak berbagai klaim mengenai gender dan seksualitasnya mulai beredar.
Nyonya Macron “harus lebih berhati-hati dalam memilih pakaian, sikap tubuh… Beliau sangat sadar bahwa citranya akan digunakan untuk mendukung teori-teori ini,” kata Ms Auzière.
Ia mengatakan, tidak ada sehari pun dimana klaim-klaim tersebut tidak dilaporkan kepada ibunya—”bahkan oleh orang yang bermaksud baik dan bersimpati padanya.”
Meski ibunya telah “belajar hidup dengannya,” ujar Ms Auzière, beliau menderita akibat dampak pada cucu-cucunya yang diejek di sekolah.
“Beliau tidak terpilih [menjadi ibu negara], tidak meminta apa pun dari siapapun, namun malah diserang.”
Jaksa menuntut hukuman penjara percobaan antara tiga hingga dua belas bulan bagi para terdakwa, serta denda hingga €8.000.
Getty Images
Brigitte dan Emmanuel Macron menikah pada 2007, saat ia berusia 29 tahun dan beliau berusia 54 tahun
Di antara para terdakwa—yang berusia 41 hingga 65 tahun—terdapat seorang pejabat terpilih, pemilik galeri seni, dan seorang guru.
Salah satunya, seorang pria bernama Aurélien Poirson-Atlan, dituduh mengatakan kepada 200.000 pengikutnya di internet bahwa Nyonya Macron adalah wanita transgender dan bahwa selisih usia 24 tahun antara dirinya dengan Emmanuel Macron merupakan bentuk “pedofilia yang disahkan negara.”
Mr Poirson-Atlan menyatakan kepada pengadilan pada Selasa bahwa ia adalah seorang “satiris” yang hanya ingin menyampaikan “sudut pandang berbeda dari media arus utama.”
Dua terdakwa lainnya—yang menyebut diri jurnalis independen Natacha Rey dan peramal internet Amandine Roy—telah divonis bersalah atas fitnah tahun lalu karena klaim bahwa ibu negara Prancis tidak pernah ada, dan bahwa saudara laki-lakinya berganti gender dan mulai menggunakan namanya. Mereka kemudian dibebaskan oleh pengadilan banding.
Terdakwa lain juga menyatakan telah menggunakan “kebebasan berekspresi” mereka. Salah seorang meminta pasangan Macron menerbitkan foto Brigitte Macron saat hamil untuk membuktikan bahwa beliau adalah perempuan biologis.
Keluarga Macron telah menyatakan akan menghadirkan bukti semacam itu dalam proses pengadilan terhadap influencer sayap kanan AS Candace Owens.
Owens berulang kali mempromosikan pandangannya bahwa Brigitte Macron adalah pria dan pada Maret 2024, ia mengklaim akan mempertaruhkan “seluruh reputasi profesionalnya” atas dugaan tersebut.
Awal tahun ini, pengacara keluarga Macron dalam kasus tersebut, Tom Clare, mengatakan kepada BBC bahwa pasangan ini akan menghadirkan bukti fotografis dan ilmiah di pengadilan AS untuk membuktikan bahwa Nyonya Macron adalah seorang wanita.
“Sangat menyedihkan untuk membayangkan bahwa Anda harus membuktikan diri, mengajukan bukti semacam ini,” katanya.
Nyonya Macron pertama kali bertemu dengan suaminya sekarang ketika beliau menjadi guru di sekolah menengahnya.
Pasangan ini akhirnya menikah pada tahun 2007, saat Mr Macron berusia 29 tahun dan Nyonya Macron berusia 54 tahun.