Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina jika negara tersebut tidak menghentikan serangan yang dituduhkan terhadap PLTN Zaporizhzhya yang diduduki Rusia.
Ia menuduh tentara Ukraina menembakkan artileri bukan langsung ke PLTN terbesar di Eropa yang terletak di tenggara negara itu, melainkan ke area sekitarnya.
PLTN Zaporizhzhya direbut oleh pasukan Rusia tak lama setelah invasi 2022. Keenam reaktor fasilitas itu dinonaktifkan tahun lalu akibat pertempuran yang berlanjut. Namun, PLTN tersebut memerlukan pasokan listrik untuk mempertahankan fungsi keselamatan kritis seperti pendinginan reaktor.
Jalur listrik tegangan tinggi terakhir yang menuju PLTN Zaporizhzhya—yang saat ini hanya didinginkan oleh listrik dari generator diesel—telah tidak berfungsi sejak 23 September.
“Ini merupakan permainan berbahaya,” ujar Putin pada Kamis di klub diskusi politik Valdai di Sochi, Krimea.
Orang-orang Ukraina semestinya memikirkan PLTN lainnya, ia berandai-andai. “Apa yang menghalangi kita untuk bereaksi secara simetris?” tanya presiden Rusia itu secara retoris.
Ia menyatakan bahwa tuduhan dari pihak Ukraina bahwa Rusia sendiri yang menembaki PLTN Zaporizhzhya yang didudukinya adalah omong kosong.
Pertempuran di dekat PLTN menyebabkan baik Rusia maupun Ukraina tidak dapat memperbaiki jalur listrik, sehingga sistem pendingin bergantung pada delapan generator diesel.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah menyatakan kekhawatirannya.
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara pada sesi pleno “Dunia Polisentris: Petunjuk Penggunaan” dalam Pertemuan Tahunan ke-22 Klub Diskusi Valdai. -/Kremlin/dpa