Putin memanfaatkan ketakutan Jerman, kata mantan presiden

Mantan presiden Jerman Joachim Gauck mengatakan bahwa rakyat Jerman terlalu takut dalam hubungannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Menurut Gauck, Putin memanfaatkan ketakutan yang dirasakan oleh banyak Jerman, yang cenderung lebih cepat merasa takut daripada contohnya orang Polandia atau Prancis. Gauck, yang menjabat sebagai presiden antara tahun 2012 dan 2017, menyatakan bahwa rasa takut merupakan alat bagi para agresor.

Gauck, yang dulunya seorang pendeta Lutheran di Jerman Timur yang dikuasai komunis dan berperan penting sebagai aktivis hak asasi manusia menjelang penyatuan kembali Jerman pada tahun 1990, mengatakan bahwa rasa takut membuat orang tidak mampu melihat solusi yang mungkin terhadap masalah.

Dia berpendapat bahwa Kanselir Olaf Scholz seharusnya mempertimbangkan kembali penolakannya untuk menyediakan rudal jelajah Taurus jarak jauh Jerman kepada Ukraina dan menolak pandangan bahwa hal ini akan membawa Jerman ke dalam perang di Ukraina.

Gauck mencatat bahwa para ahli hukum internasional, ahli militer, dan banyak anggota koalisi pemerintah tidak sependapat dengan pandangan Scholz tentang masalah ini. Kiev telah meminta Berlin untuk mengirimkan rudal-rudal tersebut, yang dilaporkan memiliki jangkauan 500 kilometer.

Masalah ini telah menjadi subjek perdebatan sengit, dengan Scholz menyatakan ketakutannya bahwa target-target di dalam Rusia dapat terkena jika Berlin menyerahkan kendali atas penargetan kepada Kiev. Teoretis, Moskow akan berada dalam jangkauan dari Ukraina utara, demikian juga Jembatan Krim yang menghubungkan semenanjung tersebut dengan Rusia.

Gauck menikmati status yang cukup tinggi sebagai suara otoritas moral di Jerman setelah menjabat sebagai komisaris pemerintah yang menyelidiki catatan-catatan Stasi, Kementerian Keamanan Negara Jerman Timur yang terkenal.

MEMBACA  Menikah dengan cinta sejatiku di sebuah bunker Mariupol. Dua hari kemudian, dia tewas.