Paling tidak 41 orang telah tewas dalam kebakaran di sebuah gedung perumahan di kota Kuwait, Mangaf, kata wakil perdana menteri negara itu.
Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan api melalap bagian bawah gedung dan asap hitam tebal bertiup dari lantai atas.
Setidaknya 15 orang lainnya terluka dan dibawa ke rumah sakit, kata pejabat. Banyak korban dikabarkan adalah pekerja asing yang tinggal di sana.
Wakil Perdana Menteri Sheikh Fahad Yusuf al-Sabah menuduh pemilik properti rakus dan mengatakan pelanggaran standar bangunan telah menyebabkan tragedi ini.
\”Sayangnya rakusnya pemilik properti yang menyebabkan ini,\” Sheikh al-Sabah, yang juga menteri dalam negeri, mengatakan kepada agensi berita Reuters.
\”Mereka melanggar aturan dan ini adalah hasil dari pelanggaran tersebut.\”
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Mayjen Eid al-Oweihan, mengatakan kepada TV negara bahwa kebakaran dilaporkan pada pukul 06:00 waktu setempat (03:00 GMT) pada hari Rabu.
Dia mengatakan kebakaran itu sekarang di bawah kendali dan upaya penyelamatan masih berlangsung.
Laporan media lokal telah menyarankan bahwa gedung itu mungkin terlalu ramai.
Seorang petugas polisi senior mengatakan kepada TV negara bahwa ada \”sejumlah besar\” orang di gedung saat kebakaran terjadi.
\”Puluhan diselamatkan, tetapi sayangnya ada banyak kematian akibat menghirup asap dari kebakaran,\” katanya, menambahkan bahwa peringatan sering dikeluarkan tentang kepadatan penduduk dalam jenis akomodasi ini.
Belum ada detail yang diberikan tentang negara asal pekerja atau sifat pekerjaan mereka.
Namun, laporan tak terkonfirmasi telah muncul di media India bahwa beberapa korban berasal dari subbenua.
Menteri Luar Negeri India S Jaishankar mengatakan dalam sebuah pos di X bahwa pejabat kedutaan telah mengunjungi korban luka di rumah sakit. Dia mengirimkan belasungkawa kepada keluarga korban yang meninggal.
Dua pertiga dari populasi Kuwait terdiri dari pekerja asing dan negara itu sangat bergantung pada tenaga kerja migran, terutama di sektor konstruksi dan domestik.
Kelompok hak asasi manusia secara teratur mengangkat kekhawatiran tentang kondisi hidup mereka.