Sebuah kebun binatang di kota Nuremberg, Jerman selatan, telah menyingkirkan 12 babun guinea yang sehat karena kepadatan berlebih di kandang mereka. Setelah itu, mereka diberikan sebagai makanan untuk predator.
Tujuh aktivis hak hewan ditangkap pada Selasa setelah memasuki Tiergarten Nürnberg untuk memprotes keputusan ini. Salah satu perempuan bahkan menempelkan tangannya ke tanah dekat pintu masuk.
Kepadatan berlebih telah menyebabkan “peningkatan konflik” antar babun, dan tidak ada alternatif untuk memindahkan mereka, menurut kebun binatang.
Christoph Maisack, ketua Asosiasi Hukum Perlindungan Hewan Jerman, mengatakan membiarkan hewan berkembang biak terlalu bebas “tidak bisa menjadi alasan” untuk membunuh meraka.
Kebun binatang Nuremberg telah mengumumkan rencana membunuh beberapa babun guinea tahun lalu, setelah populasinya melebihi 40—lebih banyak dari kapasitas 25 yang bisa ditampung di kompleks yang selesai dibangun pada 2009.
Kebun binatang di negara lain yang sebelumnya menerima babun juga sudah penuh, dan upaya kontrasepsi gagal memperlambat pertumbuhan populasi.
Pada Selasa pagi, kebun binatang mengumumkan penutupan sementara karena “alasan operasional”, memicu demonstran untuk memanjat pagar dekat pintu masuk, tempat mereka akhirnya ditangkap.
Kemudian, kebun binatang mengonfirmasi bahwa babun-babun tersebut telah dibunuh—tidak ada yang betina hamil atau bagian dari penelitian ilmiah. Hewan-hewan itu ditembak, sampel diambil untuk penelitian, lalu tubuhnya diberikan kepada predator di kebun binatang.
Dag Encke, direktur kebun binatang, mengatakan keputusan ini diambil setelah “pertimbangan bertahun-tahun”, dan bahwa penyisihan hewan bisa menjadi “opsi terakhir yang sah untuk melestarikan populasi.”
Encke menambahkan bahwa tindakan ini sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh European Association of Zoos and Aquaria (EAZA).
Kelompok hak hewan telah mengajukan keluhan kriminal terhadap kebun binatang karena membunuh babun yang dalam “kondisi sehat sempurna.”
Juru bicara Pro Wildlife menyatakan keputusan ini “bisa dihindari dan ilegal”, menambahkan, “Hewan sehat harus mati karena kebun binatang menerapkan kebijakan perkembangbiakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak berkelanjutan selama puluhan tahun.”
Kebun binatang Eropa sebelumnya juga menuai kontroversi karena menyingkirkan hewan.
Pada 2014, sebuah kebun binatang di Kopenhagen membunuh seekor jerapah bernama Marius karena gennya terlalu mirip dengan jerapah lain dalam program perkembangbiakan.
Otopsi jerapah tersebut—di mana bangkai dikuliti, dipotong, lalu diberikan kepada singa—disiarkan langsung secara online.