Presiden Umumkan Pembeli Baru untuk Aplikasi Populer

Presiden Donald Trump mengaku telah menemukan pembeli untuk TikTok, aplikasi berbagi video yang dilarang di AS karena dianggap membahayakan keamanan nasional.

Dalam wawancara dengan Fox News, Trump menyebut sekelompok "orang yang sangat kaya" berminat membeli platform tersebut. "Akan kuumumkan dalam dua minggu," katanya menggoda.

Penjualan ini perlu persetujuan pemerintah China, namun Trump yakin Presiden Xi Jinping "mungkin akan menyetujuinya."

Bulan ini, Trump menunda untuk ketiga kalinya penerapan hukum yang mewajibkan penjualan TikTok. Perpanjangan terbaru memberi waktu hingga 17 September bagi ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk menyelesaikan kesepakatan.

BBC telah menghubungi TikTok untuk meminta tanggapan.

Sebelumnya, rencana penjualan TikTok ke pembeli AS gagal pada April lalu, saat Gedung Putih berseteru dengan China soal tarif Trump. Tidak jelas apakah pembeli yang disebut Trump sekarang sama dengan yang sudah ada tiga bulan lalu.

Kongres AS mengesahkan undang-undang yang memaksa penjualan TikTok pada April tahun lalu, dengan alasan kekhawatiran data pengguna AS bisa diserahkan ke pemerintah China—klaim yang dibantah TikTok.

Trump awalnya mengkritik aplikasi ini, tapi kini melihatnya sebagai faktor kemenangannya di pilpres 2024 dan mendukung keberlanjutannya di AS.

UU ini seharusnya berlaku pada 19 Januari, tapi Trump terus menundanya melalui aksi eksekutif, langkah yang dikritik karena mengesampingkan Kongres.

TikTok sempat menggugat konstitusionalitas UU tersebut, namun bandingnya ditolak Mahkamah Agung AS.

MEMBACA  Pertemuan Trump dan Xi Terwujud Seiring Disetujuinya Kesepakatan TikTok