Meskipun ada tekanan dari AS, Hezbollah menolak seruan untuk melucuti senjata, dengan alasan hal tersebut sama dengan ‘mendukung proyek Israel’.
Presiden Lebanon Joseph Aoun kembali menyerukan agar Hezbollah menyerahkan senjatanya ke angkatan bersenjata, sebuah tuntutan yang ditolak oleh kelompok itu meski tekanan dari sekutu utama Israel, Amerika Serikat, semakin besar.
Dalam pidato televisi pada Kamis di markas Kementerian Pertahanan, Aoun menyatakan bahwa pemerintah menuntut “perluasan otoritas negara Lebanon atas seluruh wilayahnya, pelucutan senjata dari semua kelompok bersenjata, termasuk Hezbollah, dan penyerahannya kepada tentara Lebanon”.
Dia menambahkan bahwa kewajiban setiap pihak adalah “memanfaatkan kesempatan bersejarah ini dan mendorong tanpa ragu untuk menegakkan monopoli senjata oleh angkatan bersenjata dan pasukan keamanan di seluruh wilayah Lebanon … guna memulihkan kepercayaan dunia”.
Pernyataan Aoun muncul sehari setelah pemimpin Hezbollah, Naim Qassem, menepis seruan pelucutan senjata kelompoknya, dengan menyatakan bahwa “siapa pun yang hari ini menyerahkan penyerahan senjata, baik di dalam maupun luar negeri, di tingkat Arab maupun internasional, sedang mendukung proyek Israel”.
Pejabat Hezbollah menyatakan mereka tidak akan membahas penyerahan sisa persenjataan kelompok itu hingga Israel—yang baru-baru ini terlibat perang total dengan mereka—menarik diri sepenuhnya dari Lebanon dan menghentikan serangannya.
“Untuk keseribu kalinya, saya tegaskan bahwa kepedulian saya atas monopoli senjata [negara] berasal dari keinginan untuk mempertahankan kedaulatan dan perbatasan Lebanon, membebaskan wilayah Lebanon yang diduduki, dan membangun negara yang merangkul semua warganya,” kata Aoun pada Kamis, menyebut pendukung Hezbollah sebagai “pilar esensial” masyarakat.
Konflik antara Israel dan Hezbollah dimulai pada 8 Oktober 2023, ketika kelompok Lebanon itu melancarkan serangan sebagai bentuk solidaritas dengan kelompok Palestina Hamas di Gaza, yang sedang diserang Israel. Meski gencatan senjata dicapai pada November lalu, Israel terus melakukan serangan udara ke Lebanon dan mengancam akan berlanjut hingga Hezbollah dilucuti.
Berdasarkan syarat gencatan senjata, Hezbollah harus menarik pasukannya ke utara Sungai Litani, sekitar 30 km (20 mil) dari perbatasan Israel. Sementara itu, Israel seharusnya menarik seluruh pasukannya dari Lebanon, tetapi mereka tetap berada di lima wilayah yang dianggap strategis.
Aoun dalam pidatonya juga menuntut penarikan pasukan Israel, pembebasan tahanan Lebanon, dan “penghentian segera permusuhan Israel”.
“Hari ini, kita harus memilih antara kehancuran dan stabilitas,” ujarnya.
Lebanon ajukan proposal pelucutan senjata Hezbollah
Gencatan senjata didasarkan pada resolusi Dewan Keamanan PBB sebelumnya yang menyatakan hanya militer Lebanon dan pasukan perdamaian PBB yang boleh memiliki senjata di selatan negara itu, dan semua kelompok non-negara harus dilucuti.
Namun, resolusi itu tak terpenuhi selama bertahun-tahun, dengan persenjataan partai politik dan kelompok bersenjata yang didukung Iran sebelum perang terakhir dianggap jauh lebih unggul daripada militer, sementara kelompok itu juga memiliki pengaruh politik yang luas.
AS mendesak Lebanon untuk mengeluarkan keputusan kabinet formal yang berkomitmen melucuti Hezbollah sebelum pembicaraan tentang penghentian operasi militer Israel di negara itu dapat dilanjutkan, menurut lima sumber yang familiar dengan masalah ini kepada kantor berita Reuters.
Aoun mengatakan Lebanon mengusulkan modifikasi terhadap “ide-ide” yang diajukan AS mengenai pelucutan senjata Hezbollah, dan rencana tersebut akan dibahas dalam rapat kabinet minggu depan untuk “menetapkan jadwal implementasi”.
Menurut proposal Lebanon, akan ada “penghentian segera permusuhan Israel” di Lebanon, termasuk serangan udara dan pembunuhan target, penarikan penuh pasukan Israel dari selatan Lebanon, serta pembebasan tahanan Lebanon yang ditahan di Israel, tambah presiden.
Aoun mengatakan proposal Lebanon juga menyerukan donor internasional untuk menyumbang $1 miliar per tahun selama 10 tahun guna memperkuat kemampuan militer Lebanon, serta konferensi donor internasional pada musim gugur untuk mengumpulkan dana rekonstruksi wilayah Lebanon yang rusak dan hancur dalam perang tahun lalu antara Israel dan Hezbollah.
Sebagai gantinya, Lebanon akan menerapkan “penarikan senjata semua kelompok bersenjata, termasuk Hezbollah, dan penyerahannya kepada Tentara Lebanon”, katanya.