Perdana Menteri Mauritius telah menerima bahwa koalisinya, L’Alliance Lepep, telah mengalami “kekalahan besar” setelah pemilihan parlemen pada hari Minggu. “Rakyat telah memutuskan untuk memilih tim lain,” kata Perdana Menteri Pravind Jugnauth kepada para wartawan pada hari Senin. Jugnauth mencari masa jabatan lima tahun kedua, tetapi saingan utamanya, Navin Ramgoolam, pemimpin koalisi Alliance of Change, nampaknya akan menjadi pemimpin berikutnya dari kepulauan Samudra Hindia tersebut. Mauritius dikenal sebagai salah satu demokrasi paling stabil di Afrika tetapi pemilihan ini disorot oleh skandal penyadapan telepon dengan rekaman yang bocor dari figur publik yang diposting online. Sebagai tanggapan, pemerintah mengeluarkan larangan media sosial hingga setelah pemilihan, meskipun hal ini menimbulkan kecaman dan keputusan tersebut dibalikkan dalam waktu 24 jam. Hasil akhir belum dirilis tetapi partai Ramgoolam nampaknya akan menang. “Kita harus menghormati pilihan ini… dan kita mengucapkan selamat kepada negara dan rakyat,” kata Jugnauth. Pemungutan suara ini datang setelah kesepakatan bersejarah di mana Inggris menyerahkan kedaulatan atas Kepulauan Chagos kepada Mauritius.