Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya insiden anti-Semit di seluruh dunia menyusul perang Israel-Gaza. Pemimpin politik Polandia telah mengutuk serangan bom molotov di sebuah sinagoge di Warsawa. Sinagoge Nozyk di ibu kota diserang dengan tiga bom molotov pada Rabu pagi. Gedung tersebut mengalami kerusakan minimal, dan tidak ada korban jiwa. Polisi mengatakan mereka belum mengetahui motif serangan dan tidak ada pelaku yang diidentifikasi. Serangan terhadap target Yahudi telah meningkat di seluruh dunia sejak Israel meluncurkan perangnya di Gaza pada bulan Oktober. Namun, juga dicurigai bahwa Rusia mungkin mencoba menggunakan ketegangan yang meningkat untuk mendorong perpecahan sosial di Eropa. President Andrzej Duda menyebut serangan tersebut “memalukan” dalam sebuah posting di X. “Tidak ada tempat untuk anti-Semitisme di Polandia! Tidak ada tempat untuk kebencian di Polandia!” kata kepala negara yang erat kaitannya dengan Partai Hukum dan Keadilan (PiS) yang nasionalis dan konservatif, yang memerintah Polandia selama delapan tahun sebelum kalah dari aliansi oposisi dalam pemilihan tahun lalu. “Kita harus menanggapi dengan sangat tegas dan kuat terhadap serangan yang menjijikkan ini,” ujar Menteri Luar Negeri Radek Sikorski. Menteri yang sangat pro-Barat juga mencatat bahwa insiden tersebut terjadi pada peringatan 20 tahun Polandia bergabung dengan Uni Eropa. “Syukurlah tidak ada yang terluka. Saya bertanya-tanya siapa yang mencoba mengganggu peringatan bergabung kami dengan UE,” tulis Sikorski di X. “Mungkin orang yang sama yang menggambar Bintang David di Paris?” Pada November setelah pecahnya perang Gaza, lebih dari 200 lukisan Bintang David muncul di bangunan di sekitar Paris. Prancis kemudian mengatakan kampanye destablilisasi Rusia telah menggunakan akun media sosial otomatis untuk memicu kontroversi dan kebingungan tentang simbol-simbol tersebut dan menyebarkan kepanikan tentang meningkatnya anti-Semitisme. Pasangan Moldova yang ditangkap di Paris karena menggoreskan Bintang David di sebuah sekolah mengatakan kepada media bahwa mereka bertindak atas perintah “seseorang di Rusia”. Menurut Liga Anti Defamasi, anti-Semitisme telah melonjak di Eropa sejak 7 Oktober.