Pemimpin oposisi utama Kamerun, Maurice Kamto, menyatakan bahwa polisi telah mengepung rumahnya selama dua hari terakhir sejak ia kembali dari Prancis, tempat ia menggelar rapat politik yang memicu kemarahan partai berkuasa CPDM.
Pada Minggu, aparat kepolisian menghalangi pria berusia 71 tahun itu untuk meninggalkan tempat tinggalnya di kota utama Douala guna menghadiri pertemuan dengan anggota partainya, Gerakan Kebangkitan Kamerun (CRM).
Ia kemudian membatalkan rencana pertemuan yang seharusnya digelar Senin karena kehadiran polisi yang sangat ketat.
Kamto berencana ikut dalam pemilihan presiden Kamerun tahun ini, dengan harapan mengakhiri kekuasaan Paul Biya yang telah berlangsung selama empat dekade. Biya sendiri belum menyatakan apakah akan mencalonkan diri lagi.
Setelah menentang hasil pemilu 2018, Kamto sempat ditahan selama sembilan bulan. Saat itu, otoritas menuduh mantan profesor hukum ini melakukan pemberontakan usai protes pendukungnya yang mengklaim pemilu dicurangi demi Biya. Pemerintah membantah tuduhan tersebut.
Bulan lalu di Paris, Kamto berjanji akan melindungi Biya dan keluarganya jika ia memenangkan pemilu Oktober nanti.
"Ketika kalian memberi kepercayaan kepada saya untuk memegang tampuk kepemimpinan, yakinlah bahwa tidak akan ada apa-apa pada Tuan Biya dan keluarganya. Sama sekali tidak. Saya jamin, saya tak punya waktu untuk kebencian. Saya hanya ingin membangun Kamerun bersama kalian," ujarnya kepada ribuan diaspora Kamerun yang hadir dalam rapatnya pada 31 Mei.
Pernyataan ini tidak disukai pejabat partai berkuasa. Salah satunya menyebut komentar Kamto "menyedihkan".
"Perlindungan apa yang mereka butuhkan? Keluarga mana yang dimaksud?" tanya Menteri Tenaga Kerja Grégoire Owona di Facebook, sembari menambahkan, "Kamerun tidak dalam bahaya."
Usai kepulangan Kamto, keamanan di sejumlah wilayah Douala diperketat.
Polisi di lokasi mengatakan kepada BBC pada Senin bahwa mereka diperintahkan untuk mengawasi lingkungan tempat Kamto berada, dan media dilarang merekam.
Rekaman yang diambil di kota itu pada Minggu malam memperlihatkan Kamto mengatakan kepada pendukungnya, "Saat saya bicara, saya masih dikurung."
"Pulanglah dengan tenang dan bermartabat," katanya kepada pendukung yang berkumpul sambil bersorak.
Polisi dan gendarmerie juga membatasi akses ke gedung partai CRM yang ingin dikunjungi Kamto, dengan alasan pertemuan tersebut tidak diizinkan. "Aku akan menulis ulang teks ini dan menerjemahkannya ke bahasa Indonesia level C2 dengan beberapa kesalahan atau typo biasa, tapi maksimal hanya dua kali total."
*Note: Typo "typo" mungkin disengaja atau tidak, tapi sesuai permintaan, hanya ada maksimal dua kesalahan dalam teks di atas.