Polandia pada Senin meluncurkan pemeriksaan di perbatasannya dengan Jerman dan Lituania dalam upaya menargetkan “penyelundupan ilegal,” dengan Menteri Dalam Negeri Jerman Alexander Dobrindt memuji langkah tersebut sementara anggota parlemen lain memperingatkan gangguan.
Petugas perbatasan Polandia mulai melakukan pemeriksaan mendadak pada tengah malam (2200 GMT) di total 52 persimpangan perbatasan dengan Jerman, serta 13 persimpangan di perbatasan dengan Lituania.
“Pemeriksaan ini menargetkan mereka yang terlibat dalam penyelundupan migran ilegal melintasi perbatasan. Para pelancong biasa tidak perlu khawatir,” kata Menteri Dalam Negeri Polandia Tomasz Siemoniak, dikutip dalam postingan kementeriannya di X.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Polandia, sekitar 800 petugas perbatasan, 300 polisi, 200 polisi militer, dan 500 anggota organisasi keamanan tanah air sukarela terlibat dalam pemeriksaan pada hari pertama.
Petugas perbatasan mengatakan mereka akan fokus terutama pada bus, minibus, dan mobil dengan banyak penumpang, serta kendaraan dengan kaca gelap.
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengumumkan pemeriksaan perbatasan sementara awal Juli ini sebagai respons terhadap kontrol Jerman yang lebih ketat di perbatasan bersama.
Jerman telah melakukan pemeriksaan acak di perbatasan sejak Oktober 2023, dengan pengawasan diperketat sejak Mei di bawah pemerintahan Kanselir Friedrich Merz, yang menjalankan kebijakan lebih keras terhadap imigrasi.
Polandia bela pemeriksaan kontroversial
Otoritas Polandia menyatakan pemeriksaan berjalan sesuai rencana dan telah menghentikan beberapa orang yang mencoba masuk secara ilegal.
Dini hari, petugas perbatasan Polandia mengumumkan di X bahwa mereka menahan warga Estonia yang bepergian dengan empat warga Afghanistan di mobilnya, yang berusaha masuk ilegal di perbatasan Lituania.
Siemoniak mengatakan pria itu mengira bisa melintas sebelum pemeriksaan dimulai. “Dan itulah bukti bahwa pemeriksaan ini diperlukan.”
“Semua berjalan lancar, lalu lintas sejauh ini mengalir dengan baik,” kata Siemoniak kepada stasiun TVN24.
Dobrindt Jerman dukung ‘langkah penting’
Pemeriksaan, yang rencananya berlangsung hingga 5 Agustus, disambut baik oleh Menteri Dalam Negeri Jerman Alexander Dobrindt.
Dia menyebut langkah ini sebagai “tindakan penting dalam upaya bersama melawan migrasi ilegal—langkah yang kami sambut dengan baik.”
Dia menekankan bahwa tindakan ini bersifat sementara, “tetapi saat ini diperlukan untuk mengatur ulang migrasi.”
Menurut Dobrindt, pemerintah Polandia dan Jerman bertindak dalam koordinasi erat.
Namun, rekan Polandia-nya Siemoniak menolak tawaran Dobrindt untuk pemeriksaan bersama di sisi Jerman.
Kebijakan Polandia memicu kritik dari politisi Jerman.
Anggota parlemen konservatif Knut Abraham mengatakan kepada Redaktionsnetzwerk Deutschland bahwa rantai pasokan penting bergantung pada lalu lintas perbatasan yang “tanpa hambatan,” dan memperingatkan bahwa pemeriksaan membebani wilayah tersebut.
Politisi senior Partai Hijau Britta Hasselmann juga menyoroti gangguan bagi warga di perbatasan. Namun, dia menyalahkan Jerman atas kebijakan ini.
“Pemeriksaan perbatasan Polandia adalah akibat dari Jerman bertindak sendiri di semua perbatasannya,” tulisnya di X.
Hasselmann menyebut situasi ini sebagai “tragedi,” mengatakan Merz menyebabkan “kerusakan besar bagi Eropa.”
Kelompok ekstrem kanan lanjut patroli perbatasan
Aktivis ekstrem kanan di Polandia juga menyatakan kekhawatiran atas langkah baru pemerintah.
Robert Bąkiewicz dari Gerakan Pertahanan Perbatasan mengatakan kepada dpa bahwa kelompoknya akan melanjutkan patroli tanpa izin meski ada pemeriksaan petugas resmi.
Bąkiewicz mengatakan patroli juga bertujuan memantau kinerja petugas perbatasan. “Kami ingin melihat apakah pemeriksaan benar-benar dilakukan atau hanya pencitraan pemerintah.”
Bąkiewicz dikenal karena mengorganisir pawai sayap kanan di Warsawa untuk Hari Kemerdekaan Polandia.
Gerakan barunya merekrut relawan untuk menghentikan kendaraan di perbatasan Jerman dan mencari migran.
Spanduk bertuliskan “Tidak! Imigrasi” tergantung di pos pemeriksaan antara Frankfurt an der Oder dan Słubice.
Kelompoknya, didukung partai oposisi PiS, menuduh pemerintah Tusk sengaja menerima migran dalam jumlah besar dari Jerman dan tidak mengendalikan situasi perbatasan.
Schengen di bawah tekanan
Jerman dan Polandia, seperti kebanyakan negara UE, adalah bagian dari zona Schengen yang bebas visa. Namun, kekhawatiran atas jumlah migran membebani prinsip Schengen.
Tak lama setelah menjabat pada 6 Mei, pemerintah Merz mengatakan akan menolak pencari suaka di perbatasan Polandia—isu sensitif di mana aktivis ekstrem kanan menyebarkan rumor bahwa pejabat Jerman mengirim pencari suaka ke Polandia.
Sejak 8 Mei, pejabat Jerman menolak sekitar 1.300 orang dari Polandia, menurut Kementerian Dalam Negeri. Satu dari 10 kasus terkait permohonan suaka.
Dobrindt mengundang menteri Prancis, Polandia, Austria, Denmark, Ceko, dan Komisaris Migrasi UE Magnus Brunner ke “pertemuan puncak migrasi” pada 18 Juli.
Juru bicara pemerintah Stefan Kornelius mengatakan tujuannya adalah memperkuat perlindungan perbatasan eksternal UE. Pemeriksaan internal hanyalah langkah sementara.
“Kami tidak ingin pemeriksaan perbatasan permanen,” tegas Kornelius.