Pimpinan Kelompok Muslim Indonesia Diminta Mundur Gara-gara Pembicara Pro-Israel

Pimpinan Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di dunia, telah menyerukan ketuanya untuk mengundurkan diri, menurut sejumlah laporan.

Diterbitkan Pada 22 Nov 202522 Nov 2025

Klik di sini untuk membagikan di media sosial

share2

Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, telah mendesak ketuanya untuk mengundurkan diri karena mengundang seorang akademisi Amerika yang dikenal dengan dukungan kuatnya terhadap Israel ke acara internal awal tahun ini, menurut Reuters dan publikasi lokal.

Pimpinan NU, yang merupakan organisasi Islam terbesar di dunia dengan sekitar 100 juta anggota dan afiliasi, telah memberikan waktu tiga hari kepada Ketua Yahya Cholil Staquf untuk mengajukan pengunduran diri atau akan dicopot dari jabatannya, berdasarkan laporan-laporan tersebut.

Cerita Rekomendasi

daftar 4 item
akhir daftar

Organisasi itu menyebutkan undangan Staquf kepada seseorang “yang berafiliasi dengan jaringan Zionisme internasional”, yang menghadiri acara internal pada bulan Agustus, serta dugaan salah urus keuangan, sebagai alasan perlunya dia mundur.

Pejabat NU Najib Azca memberitahukan kepada kantor berita Reuters bahwa desakan untuk mundur berawal dari keputusan Staquf untuk mengundang mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS dan akademisi Peter Berkowitz untuk mengikuti acara pelatihan NU.

Berkowitz sering menulis untuk mendukung perang Israel di Gaza, menurut situs webnya, termasuk sebuah tulisan pada bulan September yang bertujuan menyangkal bahwa Israel telah melakukan genosida di wilayah Palestina.

“Debunking Genocide Allegations Against Israel,” RealClearPolitics, 14 Sept. 2025https://t.co/SGgL62vBvp

— Peter Berkowitz (@BerkowitzPeter) 14 September 2025

Dalam sebuah tulisan opini pada bulan Oktober, Berkowitz menyatakan bahwa “pengakuan formal terhadap sebuah negara Palestina yang imajiner justru menghambat keamanan, stabilitas, dan perdamaian” dan “merangkul populasi Muslim yang terus bertumbuh di demokrasi-demokrasi Barat”.

MEMBACA  Kapuspen TNI Jelaskan Tema HUT Ke-80: TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju

“Hal tersebut memperkuat fantasi progresif bahwa penghalang utama untuk solusi yang adil dan abadi bagi konflik Israel-Palestina adalah permusuhan Israel, bukannya sikap keras kepala Palestina dan kebuasan Hamas,” tulisnya.

Berkowitz juga menulis tentang seminar yang dia berikan kepada peserta NU di Indonesia pada bulan Agustus, dan memuji ketua organisasi tersebut, Staquf.

Staquf, yang telah menjadi Ketua NU sejak 2021, tidak segera menanggapi permintaan komentar dari kantor berita Reuters.

Staquf telah meminta maaf atas undangan kepada Berkowitz, dan menyebutnya sebagai sebuah kelalaian karena tidak memeriksa latar belakang sang akademisi dengan cermat, lapor Reuters.

Outlet berita lokal Indonesia, Kompas, melaporkan bahwa Sekretaris Jenderal NU Yusuf Saifullah telah menyerukan kepada seluruh anggota organisasi untuk “tetap tenang” dan tidak terpengaruh oleh “berita yang berpotensi menyesatkan” yang dapat memperburuk situasi.

Saifullah juga mengatakan bahwa anggota NU harus “menjaga semangat yang kondusif” karena masalah ini sedang ditangani oleh anggota senior “sesuai dengan mekanisme internal yang berlaku”.

Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, secara rutin mengutuk aksi-aksi Israel di Gaza, telah lama menganjurkan solusi dua negara, dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.